REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga garam di DIY tetap tetapi relatif tinggi. Pasokan garam diklaim masih aman meskipun volumenya belum sama dengan sebelum kelangkaan terjadi.
Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Wahyu Guntur Anggoro mengatakan, garam bata saat ini dijual Rp 3.000 per bata dan garam halus Rp 10 ribu per kg.
DIY menerima pasokan garam dari daerah lain lantaran tidak memproduksi garam sendiri. Garam yang masuk berasal dari sentra produksi garam seperti Pati, Yuwono, dan Madura.
"Untuk sementara, penyuplai yang berasal dari sentra-sentra produksi garam itu langsung masuk ke pasar-pasar. Saya cek di pasar sudah ada pasokan. Rencananya Garam impor jelas masuk ke DIY, karena sudah ada pembagian wilayah," tuturnya kepada Republika.co.id, Rabu (23/8).
Saat ini, dinasnya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan untuk mengalokasikan berapa garam produksi untuk masing-masing di wilayah dan berapa kebutuhan garam untuk industri. Untuk garam konsumsi di DIY berasal dari daerah sentra di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan ada juga impor karena sebagian impor ditangani dari PT Garam.
Minimnya pasokan garam terasa dampaknya oleh penjual makanan dan pengrajin telor asin. Karena pasokan sedikit, maka harga berpengaruh.