REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebagian wilayah di selatan Kabupaten Sukabumi terkena dampak bencana kekeringan. Salah satu penyebabnya karena kawasan tersebut memang sebagai wilayah tadah hujan atau tergantung pada turunnya hujan.
"Dari data yang dihimpun, ada dua desa di wilayah Cidolog yang terkena dampak kekeringan," ujar Camat Cidolog Royani kepada Republika.co.id, Rabu (23/8). Wilayah yang terkena kekeringan yakni Desa Tegalega dan satu desa lainnya Cikarang.
Menurut Royani, dari dua desa ini yang sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi baru Desa Tegalega. Sementara Desa Cikarang baru akan dilaporkan pada Kamis (24/8) esok.
Menurut Royani, daerahnya memang rawan mengalami kekeringan karena tergantung pada turunnya hujan. Pasalnya, terang dia, jika pada waktu hujan kondisi air melimpah sementara pada musim kemarau kesulitan air.
Saat ini ungkap Royani, desa yang mengalami kekeringan, warganya mengambil air dari sumur yang berada di dekat sungai. Untuk membantu warga aparat kecamatan berupaya meminta bantuan pipanisasi kepada BPBD. Harapannya air dari sumber mata air ini bisa disalurkan kepada warga.
Royani menerangkan, sebelum masuk musim kemarau, aparat kecamatan juga berupaya menjaga kawasan sumber mata air agar terjaga keberadaanya. Sehingga ketika terjadi kekeringan, maka warga masih bisa memanfaatkan.
Data BPBD Sukabumi menyebutkan, hingga petengahan Agusus 2017 tercatat sebanyak 20 kecamatan yang terdampak kekeringan. Rinciannya yakni Kecamatan Cikembar, Cibadak, Sagaranten, Cikidang, Cikakak, Bantargadung, Tegalbuleud, Gegerbitung, Ciemas, dan Ciracap. Sepuluh kecamatan lainnya adalah Palabuhanratu, Simpenan, Surade, Cimanggu, Waluran, Jampang Kulon, Purabaya, Cidadap, dan Lengkong.