Rabu 23 Aug 2017 15:10 WIB

Hewan Kurban Surplus di DI Yogyakarta

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andi Nur Aminah
Peternak menawarkan kambing miliknya kepada pedagang hewan kurban (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Peternak menawarkan kambing miliknya kepada pedagang hewan kurban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah hewan kurban di DI Yogyakarta tahun 2017 surplus. Dari hasil monitoring ketersediaan hewan kurban yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (DIY) DIY bersama TPID Kabupaten (Sleman, Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo) menunjukkan jumlah sapi potong 72.484 ekor. Sedangkan jumlah hewan kurban 12.911 ekor, jumlah domba 98.043 ekor sedangkan yang untuk kurban 9.041 ekor, dan jumlah kambing 52.146 ekor sedangkan untuk kurban 19.713 ekor.

Hal itu disampaikan Kepala Sub Bagian Perindustrian dan Perdagangan Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam DIY Suwarsih dalam jumpa pers di ruang press room Dinas Komunikasi dan Informatika DIY Kepatihan Yogyakarta, Rabu (23/8). Dari hasil pemeriksaan/pemantauan tahun pemotongan hewan kurban terkait higienes dan sanitasi tahun lalu masih banyak ditemukan adanya tempat pemotongan atau penyembelihan hewan kurban yang kurang memenuhi persyaratan higienes dan sanitasi. Serta masih ditemukannya fasciolosis atau cacing hati pada hewan.

Menurut Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian DIY Anung Endah Suwasti, dari tahun ke tahun kasus cacing hati menurun. Biasanya kasus cacing hati tinggi dari daerah basah, sedangkan kalau dari daerah berkapur dan kering seperti di Gunung Kidul tidak ada.

Dia mengatakan, untuk mengantisipasi harusnya diberikan pengobatan cacing. Namun kalau mau dipotong sebaiknya terakhir diobati tiga bulan sebelum dipotong.

Karena itu, lanjutnya, untuk hewan kurban harusnya ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Kalau tidak ada SKKH peternak atau penjual disarankan minta ke dokter hewan yang ada di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di kecamatan. Di DIY ada 48 Puskeswan.

Lebih lanjut Anung mengatakan apabila hewan kurban dari luar DIY masuk ke DIY atau sebaliknya melewati pos kesehatan hewan yang ada di perbatasan. Namun saat ini di perbatasan sebelah timur belum ada pos ternak.

Pos ternak baru ada di daerah Ngemplak, Tempel, Kalibawang, Temon 1 dan Temon 2. "Idealnya pos ternak juga ada di Wonosari dan di pintu masuk timur wilayah DIY. Kalau ada hewan kurban yang berasal dari luar DIY ditemukan ada cacing pita kemungkinan masuknya tidak melewati pos ternak. Karena itu kami sedang berupaya untuk menambah pos ternak," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement