Selasa 22 Aug 2017 21:42 WIB

Habibie: Pendidikan Karakter Harus Kuatkan Imtaq dan Iptek

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Bayu Hermawan
Mantan Presiden BJ Habibie
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Mantan Presiden BJ Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Ketiga Republika Indonesia, B.J. Habibie dalam rapat pleno bersama MPR-RI berpesan agar pendidikan karakter bisa menguatkan Iman dan Taqwa (Imtaq) serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Bangsa Indonesia.

Habibie juga menekankan pada kesatuan negara dan toleransi terhadap umat beragama. Habibie berkisah, dirinya pernah berdoa di Gereja semasa dia sekolah di Jerman karena tidak menemukan masjid.

"Saya masuk (ke gereja), kemudian Bismillahirrahmanirrahim," ujar dia saat mengisi rapat pleno di MPR-RI, Selasa (22/8). Riuh peserta rapat tertawa kecil.

Rapat Pleno bertema "Proses Transformasi Pembelajaran Karakter Bangsa Sebagai Implementasi Pasal 31 ayat 3 dan Pasal 32 UUD NRI Tahun 1945" Habibie menjelaskan betapa pentingnya rasa toleransi sesama umat beragama di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan beragam suku dan agama.

Habibie juga bercerita tentang upacara pemakaman salah seorang pejabat parlemen di Eropa. Habibie diutus untuk mewakili Indonesia menghadiri acara duka tersebut.

Habibie kala itu adalah satu-satunya seorang muslim. Habibie merasa bingung ditempatkan pada posisi barisan terdepan bersama keluarga pejabat tersebut saat berada di upacara pemakaman.

"Saya tanya protokol, kenapa saya ditaruh paling depan," kata dia.

Habibie kemudian terharu mendengar jawaban dari protokol. "Anda adalah, mewakili masyarakat muslim terbesar di dunia," kata dia lagi.

Wakil ketua MPR-RI, Hidayat Nur Wahid yang berada di samping Habibie saat pleno berlangsung menilai, Habibie merupakan sosok pendidikan karakter yang tak terlepas dari Imtaq dan Iptek.

"Beliau adalah salah satu bukti bagaimana melalui pendidikan karakter itu bisa begitu kongkret begitu unggul, bermanfaat dan membanggakan," ujar dia saat ditemui selepas acara sidang pleno tersebut.

Hidayat Nur Wahid juga mengatakan, pesan Habibie juga harus dilakukan untuk kembali memperkuat dan memperkokoh karakter bangsa. Penguatan karakter bangsa bisa dari berbagai jalur pendidikan. Apakah melalui jalur madrasah, sekolah umum, formal maupun informal.

"Yang terpenting semuanya melalui UUD dan komitmen keindonesiaan sehingga betul-betul memberikan pendidikan karakter bagi bangsa," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement