Selasa 22 Aug 2017 16:22 WIB

Posyandu Kota Bandung Buat Layanan Konsultasi untuk Difabel

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Relawan di Posyandu sedang bertugas, ilustrasi
Foto: Blogspot
Relawan di Posyandu sedang bertugas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Kota Bandung, terus berupaya untuk mengembangkan Posyandu. Menurut Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung, Dedi Supandi, Posyandu nantinya tak hanya melayani kebutuhan balita saja. Namun, Posyandu akan menambah meja untuk konsultasi bagi penyandang disabilitas atau difabel.

"Sekarang kan Posyandu di Bandung ada 4 meja. Nah ke depan semua Posyandu akan menambah satu meja untuk konsultasi difabel," ujar Dedi usai Final Olimpiade Kader Posyandu Tingkat Kota Bandung Tahun 2017 di Pendopo Kota Bandung, Selasa (22/8).

Menurut Dedi, biasanya di Posyandu setiap kader akan melayani penimbanga, pencatatan, pemberian tambahan makanan. Namun, kalau ada meja tambahan selain bisa membuka konsultasi untuk disabilitas, nanti bisa juga menerima konsultasi untuk HIV/AIDS.

"Jadi, dengan munculnya satu meja itu. Posyandu di Kota Bandung akan multi fungsi dan bisa menjadi sumber rujukan untuk konsultasi kesehatan semua masyarakat," katanya.

Dedi berharap, layanan tambahan tersebut nantinya bisa dimanfaatkan oleh warga difabel agar mereka bisa lebih terbuka di masyarakat. Sehingga, meningkatkan indeks kebahagian semua masyarakat dan mengurangi tingkat stres.

"Nanti kader Posyandunya akan digabung, dengan SKPD terkait. Seperti BKKBN dan Dinsos," kata Dedi seraya berharap Posyandu bisa menjadi rujukan juga untuk Lansia.

Saat ini, kata dia, ide membuka konsultasi untuk difabel tersebut masih dimatangkan. Namun ke depan, Posyandu semuanya akan multifungsi atau menjadi Centre of excellent. Tingkatan Posyandu sendiri, ada pratama, madya, purnama, dan mandiri. Posyandu mandiri, harus memiliki dana mandiri dan mencari dana sendiri, mencari kantor sendiri, dan lahannya tak menyewa.

"Saat ini, total Posyandu yang ada di Jabar ada 1.900 posyandu. Namun, yang masuk dalam kategori mandiri baru 600 dan yang paling banyak level purnama," katanya.

Keberadaan Posyandu, kata dia, sangat dibutuhkan masyarakat. Karena, karakteristiknya berbasis pelaksanaan kegiatan dengan didasari nilai gotong royong yang mandiri melalui metode pemberdayaan masyarakat. Setiap tahun, pihaknya melakukan evaluasi melalui pendekatan kontetitif yang biasa disebut Olimpiade Keder Posyandu.

"Dimana kegiatan ini diharapkan menjadi peningkatan kapasitas dan wawasan dalam melaksanakan pelayanan," katanya.

Dedi mengatakan, pelaksanaan olimpiade tingkat kota Bandung tahun 2017 tahap satu dilakukan 26-27 Juli, dengan melakukan penilaian pada 30 orang kader posyandu terbaik. Setelah hasil seleksi, menghasilkan 15 kader posyandu untuk dinilai kembali di Final.

"Pada kegiatan hari ini diseleksi kader terbaik untuk mewakili kota Bandung di tingkat provinsi Jabar," kata Dedi

Ia berharap, kader posyandu yang terpilih bisa membawa kota Bandung juara di tingkat provinsi.

"Mudah mudahan kota Bandung bisa menjadi juara dan terus berkontribusi memberikan pelayanan dalam hal kesehatan untuk masyarakat," katanya.

Sementara menurut Sekretaris Daerah Kota Bandung sekaligus Ketua Pokjanal Kota Bandung, Yossi Irianto, pelayanan kesehatan melalui Posyandu merupakan kebutuhan yang utama. Hal tersebut sejalan dengan karakteristik posyandu sebagai kegiatan pelayanan kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Ia merasa bangga karena dalam perkembangannya posyandu mampu menjadi salah satu ujung tombak peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

"Ya salah satunya posyandu Wijayakusuma di Kecamatan Coblong yang berhasil dinobatkan sebagai posyandu terbaik tingkat nasional. Nah kota Bandung saat ini tidak hanya satu posyandu saja, dihadapan yang lainnya mampu seperti Posyandu Wijayakusuma," katanya.

Yossi menilai, peran kader sangatlah penting karena sebagai ujung tombak sebuah posyandu. Maka dalam acara final ini kader posyandu harus menunjuk yang terbaik kepada juri.

"Buktikan bahwa kader kader posyandu kota Bandung bisa memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat,"katanya.

Berikut nama kader yang masuk final olimpiade posyandu kota Bandung, Ati Safitri Darwin dari posyandu Marga Harga 16 Kecamatan buah batu, ihat Solihat dari posyandu Melati ll kecamatan Babakan Ciparay, Sri Mulyani dari posyandu Sakura 15 kecamatan Kiara condong, Imas Darsih posyandu Melati kecamatan Coblong, Tatar Diyanti posyandu Bougenville kecamatan Arcamanik, Cucu Rodiah posyandu Melati kecamatan Cibiru, Nenden Khodijah posyandu Mawar kecamatan Regol, Maryati posyandu Nusa indah kecamatan Bandung Kidul, Yeti Rohaeti posyandu Binangkit kecamatan Andir, Nina Sri Mulyani posyandu Anggrek kecamatan ujung Berung, Ulah Durlaia posyandu Mana V kecamatan Sukasari, Widiyanti posyandu Nusa Indah kecamatan Cibeunying Kaler, Supriati posyandu Melati 7 kecamatan panyileukan, Sri Mulyani posyandu Puspa Dewi 2 kecamatan Bandunf Kulon, Hany Hardiany posyandu mangga 3 kecamatan Sukajadi. N Arie Lukihardianti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement