Selasa 22 Aug 2017 09:22 WIB

Enam Partai Gelar Pertemuan Bahas Pilgub Jabar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Warga melaksanakan pemilihan Gubernur Jawa Barat di TPS 24, Perumahan Puri Citayam Permai,Bojonggede, Kabupaten Bogor. (Republika/Musiron)
[ilustrasi] Warga melaksanakan pemilihan Gubernur Jawa Barat di TPS 24, Perumahan Puri Citayam Permai,Bojonggede, Kabupaten Bogor. (Republika/Musiron)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar), tiga partai menggelar pertemuan di Hotel Horison Bandung, Senin malam (21/8). Ketiga partai itu adalah, Demokrat, PAN, dan PPP. Pertemuan tersebut dihadiri juga perwakilan Partai Gerindra, Partai Hanura, dan PKB dari tingkat Jawa Barat.

Hadir dalam ketemyan tersebut Ketua DPW PPP Jabar Ade Munawaroh Yasin, Ketua DPD Partai Demokrat Jabar Iwan Sulandjana, dan Plt Ketua DPW PAN Jabar Hasbullah Rahmad. Hadir juga Ketua DPD Partai Gerindra Jabar Mulyadi, Sekretaris DPD Partai Hanura Jabar Budi Hermansyah, dan Sekretaris PKB Jabar Hendra.

Menurut Ketua DPW PPP Jabar, Ade Munawaroh Yasin mengatakan, PPP bersama Demokrat dan PAN secara pasti mulai menyamakan kesepahaman menjelang Pilgub Jabar dan juga Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) yang akan diselenggarakan serentak di 16 kabupaten dan kota di Jawa Barat pada 2018. Begitu juga, ketiga partai lainnya yang hadir dalam kesempatan tersebut pun ikut membicarakan pembangunan kesepahaman menuju Pilbup dan Pilwalkot di Jawa Barat.

"Ini untuk menyamakan kesepahaman. Kalau berenam partai ini bertemu, semoga selanjutnya ada draft untuk membahas yang lebih lanjut. Dari enam ini, yang sudah mantap adalah Pak Iwan, Pak Hasbullah, dan saya," ujar Ade.

Ade mengatakan, keenam partai ini tidak mungkin sendirian mengusung pasangan calon pada Pilgub Jabar 2018. Karena, keterbatasan jumlah kursi di DPRD Jabar. Karenanya, diharuskan membuat koalisi untuk mengusung pasangan pemimpin yang akan diusung bersama.

Menurut Ade, kemungkinannya jika terbentuk koalisi antara ketiga partai ini dan yang lainnya, maka akan mengusung calon dari masing-masing partai, atau mengusung tokoh yang selama ini muncul dalam survei sebagai pemilik elektabilitas dan popularitas tinggi di Jabar.

Saat ditanya mengenai kemungkinan berkoalisi dengan Nasdem yang mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernurnya, Ade mengatakan, ketiga partai ini belum memiliki komunikasi yang kuat dengan Nasdem. Begitu juga, dengan koalisi Gerindra-PKS atau PDIP-Golkar.

"Kalau yang sudah mengusung, tidak mengajak kami. Kami yang masih sendiri-sendiri ini, yang belum koalisi, berkumpul untuk menjajaki itu. Sebelum menjajaki kita samakan presepsi dulu," kata Ade. Ade pun yang menyatakan perkumpulan partai ini bisa dinamakan sebuah poros baru menjelang Pilgub Jabar 2018.

Sementara menurut Hasbullah Rahmad, komunikasi politik sejumlah partai ini untuk menciptakan kondusivitas Pilgub Jabar. Tidak menutup kemungkinan, katanya, pertemuan ini akan berujung pada koalisi dan pengusungan pasangan calon.

"Kami sadar diri harus satukan diri dalam koalisi. Bahwa kita masing-masing punya internal, ya. Tapi realitas politiknya, kita harus objektif," katanya, seraya mengatakan koalisi partainya tentu harus mencalonkan yang memiliki peluang menang.

Iwan Sulandjana mengatakan, untuk mengusung calon gubernur atau wakilnya, harus melihat survey terlebih dulu. Para calon ini pun harus dilihat kompetensinya terlebih dulu. Begitu pun yang harus dilakukan di tingkat kabupaten dan kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement