REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai Partai Golkar akan memiliki kekuatan yang dahsyat bila menyandingkan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi. "Karena Ridwan Kamil memang masih memiliki magnet kuat untuk diusung menjadi calon gubernur. Sangat wajar jika nantinya Golkar juga mengusungnya," kata Emrus ketika dihubungi wartawan, Senin (21/8).
Namun ketika Dedi Mulyadi tidak bisa dipasangkan untuk menjadi Cawagub, Golkar juga masih punya tokoh potensial lain yang belakangan ini mulai dimunculkan. Jadi, kata Emrus, peluang Golkar mengusung Ridwan Kamil juga mungkin. Termasuk upaya menduetkan tokoh dari Golkar seperti Daniel Mutaqien Syafiudin, tokoh muda Golkar dari unsur wilayah Pantura yang juga anggota Komisi V DPR daerah pemilihan Indramayu.
Selain itu, Golkar juga masih punya figur lain seperti Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, dan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. "Politik kan dinamis, dan perhitungannya bukan sebatas siapa yang kuat untuk menang. Tapi politik juga soal siapa dan dapat apa. Ini yang membuat kondisinya selalu terbuka," jelas Emrus.
Ia berpendapat Partai Golkar jeli melihat dinamika politik mutakhir di Jawa Barat dalam menghadapi Pilkada Serentak 2018. Dengan memunculkan wacana baru yakni peluang mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur dan menyodorkan sejumlah nama yang potensial menjadi cawagub, Partai Golkar lebih leluasa dalam menentukan calon yang akan diusung nanti berdasarkan peluang kemenangannya.
Ia mengatakan, Golkar masih tetap membuka pintu bagi Ridwan Kamil, karena Wali Kota Bandung itu punya tiga modal dan prasyarat untuk menang, yakni popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. "Sekarang tinggal kendaraannya. Siapa yang mengusungnya dan siapa pasangan yang tepat. Dan dalam kondisi sekarang, Golkar bisa masuk dari sisi itu mengingat Ridwan Kamil baru dicalonkan Partai NasDem yang dari segi persyaratan kurang mencukupi," ucapnya.