Senin 21 Aug 2017 10:45 WIB

Empat Penyebab Turunnya Elektabilitas Jokowi Menurut NSEAS

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Presiden RI, Joko Widodo
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden RI, Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap, mengatakan, ada empat faktor yang menyebabkan turunnya elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Beberapa di antaranya berkaitan dengan janni-janji kampanyenya.

"Pertama, sesungguhnya elektabilitas Jokowi terus menurun karena kegagalan Jokowi menepati janji kampanye," ujar Muchtar kepada Republika, Senin (21/8).

Selain itu, menurut dia, Jokowi juga gagal mengurus pemerintahan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD). Semakin banyak rakyat menyadari kondisi kehidupan sosial ekonominya kian merosot.

"Kedua, Jokowi menerbitkan kebijakan-kebijakan politik yang menekan dan membubarkan organisasi kemasyarakatan Islam dan mengkriminalisasi aktivis atau ulama Islam," lanjut dia.

Faktor selanjutnya, menurut Muchtar, rakyat semakin banyak yang memiliki persepsi dan sikap negatif serta resistensi terhadap Jokowi. Terutama, umat Islam politik dan kelas menengah perkotaan. Persepsi dan sikap negatif ini meningkat sejalan dengan semakin meluas dan bertambah banyak isu dan indormasi di tengah-tengah publik tentang ingkar janji kampanyenya.

"Selain itu juga isu dan informasi tentang ketidakmampuan dan kegagalan Jokowi mengurus pemerintahan dan rakyat Indonesia?" tambah dia.

Faktor keempat, Muchtar mengungkapkan, penurunan elektabilitas Jokowi saat ini terjadi karena dukungan politik dari partai-partai politik pendukungnya. Partai-partai tersebut tidak mengurangi persepsi negatif massa konstituen tentang Jokowi dalam mengurus pemerintahan.

"Hal ini diperkuat lagi, mesin para parpol pendukung ini tidak bekerja efektif mempromosikan atau mengkampanyekan Jokowi," terang dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement