REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia, Muhammad Rifai Darus (MRD) menilai, proses demokrasi saat ini tengah mengalami ujian tidak kecil. Menurutnya, ada kecenderungan demokratisasi politik mendistorsi tradisi, nilai dan sendi kebangsaan.
“Satu diantaranya, disebabkan oleh ucapan, langkah dan kebijakan elit politik yang tidak jarang memicu kegaduhan di ruang publik,” kata MRD melalui siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Jumat (18/8).
MRD yang juga berharap agar kaum elite dapat menempatkan kepentingan kebangsaan diatas hasrat politik golongan maupun kelompok. Di tengah kompetisi politik dan kentalnya political patron, MRD mengusulkan agar pemerintah memprakarsai terbentuknya forum komunikasi yang menghimpun mantan-mantan presiden dan wakil presiden. “Saatnya kaum elite menyudahi kegaduhan politik,” katanya.
Terkait hal itu, MRD mengusulkan pembentukan Forum Kebangsaan Indonesia yang menghimpun mantan-mantan presiden dan wakil presiden. Berkaca pada negara-negara kampiun demokrasi, ada tradisi yang hingga kini masih dirawat. Diantaranya melalui forum yang dibentuk sebagai media komunikasi dan interaksi antara presiden dan mantan presiden.
“Tentunya, Presiden Jokowi juga tidak dapat berjalan sendiri membenahi negeri ini. Perlu kebersamaan dan kesadaran seluruh pihak untuk bergerak bersama,” katanya.
Sebelumnya, pada perayaan HUT RI ke-72 di Istana Negara, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) berfoto bersama para tokoh yang pernah menjadi Presiden. Termasuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri.
Jokowi tampak mengenakan baju adat dari Kalimantan Selatan, sedangkan ibu negara Iriana yang juga ikut berfoto mengenakan baju adat Minangkabau. Wapres JK mengenakan pakaian adat bugis, sementara istrinya, Mufidah Kalla, mengenakan baju adat yang mirip dengan Iriana.