REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya menegaskan informasi adanya garam tercampur dengan serpihan kaca di wilayah itu yang beredar di media sosial akhir-akhir ini adalah kabar bohong atau hoax. Kepala BPOM Surabaya Dra Apt Hardaningsih mengatakan, pihaknya telah mengambil contoh dan melakukan pengujian laboratorium dan tidak ada satupun pruduk garam konsumsi kemasan 250 gram di pasaran Jawa Timur yang mengandung serpihan kaca.
"Kami pastikan tidak ada garam yang tercampur serpihan kaca. Berita yang ada di media sosial tidak benar atau hoax. Karena Jumat minggu lalu kami sudah lakukan sidak dengan pengambilan sampel dan lakukan pengujian laboratorium dan semua hasilnya tidak ada yg mengandung kaca," kata dia di Surabaya, Jumat (18/8).
Dari hasil uji laboratorium itu, kata dia, garam-garam itu juga sudah memenuhi tiga parameter pengujian. "Setelah kami lakukan uji laboratorium hasilnya sudah memenuhi syarat semua seperti kadar air, NaCL dan kadar Yodiumnya aman untuk di konsumsi," tuturnya.
Ia mengatakan, enam produk garam yang telah di ambil di pasaran diantaranya Ibu Bijak, Anak Pintar, Sarcil, Jap Gajah, Cap S dan Karapan Sapi. "Saya imbau agar tidak menyebarkan informasi hoax karena dari informasi itu dapat meresahkan masyarakat dan juga dapat memberikan dampak produsen dan konsumen," ujarnya.
Dia mengatakan enam produk garam konsumsi itu berasal dari produsen yang berasal dari Surabaya, Pamekasan, Gresik san Pati, Jawa Tengah. Sebelumnya, ramai diberitakan warga Desa Takerharjo, Kecamatan Solokuro, Lamongan, yang merasa janggal ketika sedang memasak dengan menggunakan garam berbentuk seperti bubuk kristal kaca yang tidak bisa hancur dan sulit dihaluskan saat ditumbuk.