Selasa 15 Aug 2017 22:20 WIB

Museum Kain Cual Ishadi Jadi Destinasi Baru di Pangkalpinang

 Kain tenun cual berasal dari kain adat bangsawan Muntok, Bangka Barat menggunakan perpaduan antara teknik sungkit dan tenun ikat yang digunakan sebagai pakaian kebesaran dan hantaran pernikahan dengan harga Rp.1,7 juta hingga Rp.22 juta.q
Foto: Antara/Teresia May
Kain tenun cual berasal dari kain adat bangsawan Muntok, Bangka Barat menggunakan perpaduan antara teknik sungkit dan tenun ikat yang digunakan sebagai pakaian kebesaran dan hantaran pernikahan dengan harga Rp.1,7 juta hingga Rp.22 juta.q

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman meresmikan museum Kain Cual Ishadi untuk berwisata sejarah sambil belajar.

"Museum kain cual Ishadi menjadi museum satu-satunya di Pangkalpinang yang memberikan wawasan terkait sejarah kain khas Babel. Museum ini menjadi salah satu daya tarik dan tujuan untuk berwisata sekaligus wadah belajar sejarah," ujar Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman di Pangkalpinang, Selasa.

Dalam kesempatan itu, Erzaldi menyampaikan apresiasinya atas perjuangan ibu Isnawati Ishadi terhadap Kain Cual yang dikoleksi dalam Museum kain cual tersebut.

"Saya berharap, museum ini didaftarkan pada program lamuter. Program ini gratis dan menjadi wadah promosi melalui media sosial dimana web tersebut memuat tempat-tempat berwisata yang diinginkan untuk dikunjungi. Setiap bulan harus ada event tourism dan keberadaan Museum Ishadi dapat menjadi destinasi wisata baru di Babel," ujarnya.

Erzaldi mengatakan, kain cual harus dibuatkan Perda untuk melindungi dari produk lain yang sejenis.

"Saya juga mengucapkan terima kasih atas upaya keluarga Isnawati Hadi yang telah berupaya membangun budaya di Pangkalpinang. Dengan kehadiran museum ini, akan mengubah wajah Pangkalpinang," ungkap Erzaldi.

Erzaldi juga menginginkan agar Pangkalpinang berubah melalui pembenahan kota secara bertahap, supaya tidak kumuh seperti sekarang.

"Warung -warung kecil yang ada di seputaran Museum Kain Cual akan dibuatkan tempat khusus sehingga terintegrasi dan mudah dijangkau. Kota Pangkalpinang akan mulai ditata tahun 2018 sehingga kita semua tidak malu," katanya.

Pemilik Museum Kain Cual Ishadi, Isnawati Hadi menyebutkan, museum tersebut dibangun secara personal guna mendukung sektor pariwisata.

"Adapun desain bangunan ini disesuaikan dengan produk yang ditampilkan yakni bermotif seperti kain cual itu sendiri," katanya.

Selain menampilkan berbagai koleksi kain cual, museum itu juga dilengkapi berbagai fasilitas diantaranya cafe tempat bersantai para pengunjung serta pusat penjualan produk-produk kain khas Babel dan souvenir lainnya.

"Tempat ini akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Babel khususnya ke Kota Pangkalpinang," ucapnya.

Ia menjelaskan, dibangunnya Museum Kain Cual Ishadi ini adalah ide dari ibu Marta Tilaar yang dulu pernah ke Pangkalpinang dan singgah.

"Marta Tilaar tertarik dengan kain- kain motif kuno peninggalan keluarga. Atas saran beliau agar kain cual tetap dapat dilihat banyak orang, maka ide ini muncul. Itulah yang menjadi latar belakang dibangunnya Museum ini," jelasnya.

Bangunan museum yang terletak di jalan A. Yani Pangkalpinang itu di resmikan pada tanggal 15 Agustus 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement