REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pola tanam padi secara intensif dan maraknya penggunaan pestisida terlarang oleh petani padi di Pulau Jawa menjadi pemicu ledakan hama wereng batang coklat (WBC) di areal pertanaman padi. Jika tahun lalu ledakan WBC masih ditemukan di kawasan Asia Tenggara maka pada tahun ini hanya ditemukan di Indonesia saja.
Hal tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan Klinik Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) selama rentang waktu Februari hingga Juli 2017. Temuan ini dipaparkan melalui diskusi publik yang dilakukan di kampus IPB, Bogor, Senin (14/8).
Kepala Klinik Tanaman IPB, Widodo, menyatakan hampir semua penyuluh dan petani tidak mengetahui adanya pestisida yang terlarang untuk padi. "Sekitar 70 persen petani menggunakan pestisida terlarang," katanya.
Widodo menambahkan maraknya penggunaan pestisida terlarang ini karena masifnya promosi pestisida yang tidak proporsional. "Kondisi ini semakin marah karena hampir semua penyuluh (pertanian) tidak mengetahui pestisida yang terlarang itu," ujarnya.
Guru besar Departemen Proteksi Tanaman IPB, Aunu Rauf, mengatakan saat ini penggunaan pestisida di kalangan petani sudah tidak lagi rasional. Kondisi tersebut dipicu karena pola tanam padi yang sangat intensif serta pola tanam yang tidak serempak. Kondisi inilah, kata dia, yang menyebabkan terjadinya ledakan wereng batang coklat pada level jenjang hamparan.
"Padahal pada 2010 itu ledakan wereng sempat terjadi di negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Kamboja, Filipina. Tapi khusus tahun ini hanya terjadi di Indonesia saja," kata Aunu.
Aunu menyarankan agar pemerintah mulai mempertimbangkan untuk menjeda pola tanam padi. Ia menyebut melakukan istirahat minimal sebulan untuk tidak menanam padi menjadi salah satu solusi untuk menghindari terjadi ledakan wereng batang coklat.
"Pola tanam yang terus menerus itu memang menjadi penyebab ledakan. Untuk itu petani harusnya bisa didorong agar tidak menanam padi sekitar sebulan saja. Selama istirahat tanam padi itu mereka bisa didorong untuk tanam jagung atau kedela," kata dia memaparkan.
Sementara itu, Ketua Departemen Proteksi Tanaman IPB, Suryo Wiyono, memberikan sejumlah rekomendasi untuk mengendalikan wereng batang coklat. Ia menyarankan agar pemerintah bisa mendorong penerapan secara konsisten sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Rekomendasi lainnya melalukan jeda penanaman satu musim untuk tanaman padi, hingga meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pertanian. "Hal penting lainnya adalah membenahi distribusi, promosi serta penggunaan dan pengawasan pestisida untuk tanaman padi," ujarnya.