REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan ibu-ibu dari Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Fatayat menyampaikan aspirasi meminta Khofifah Indar Parawansa tetap menjadi Menteri Sosial sampai akhir masa periodenya. "Kinerja sebagai Menteri Sosial tidak perlu diragukan dan terbukti luar biasa. Kami bangga memiliki Bu Khofifah," ujar perwakilan NU Surabaya, Sasi Mulya, di sela penyampaian aspirasi di Posko Gotong Royong di Surabaya, Senin (14/8).
Pihaknya mengaku menyayangkan jika Khofifah tetap berniat maju di Pilkada Jatim. Karena dikhawatirkan program-program yang sudah dirintisnya akan terganggu. "Kami warga NU, khususnya Muslimat dan Fatayat sangat bangga NU memiliki kader berkualitas yang dikenal kinerja positifnya. Harapan kami ini dilanjutkan," ucapnya.
Selain itu, majunya Saifullah Yusuf yang notabenenya adalah salah seorang ketua PBNU di Pilkada Jatim mendatang dinilai sangat tepat karena sudah berpengalaman 10 tahun menjadi pendamping Gubernur Soekarwo. "Kepada Gus Ipul (Saifullah Yusuf), kami juga bangga karena kader NU dan calon pemimpin di Jatim. Kami harap kader NU satu saja yang maju sehingga tidak timbul perpecahan," katanya alumnus Universitas Airlangga (Unair) tersebut.
Hal yang sama disampaikan perwakilan PKK Surabaya Hariyati, yang menilai jika Khofifah mundur dari jabatan Menteri menjadi calon gubernur hanya akan menunjukkan sisi ambisiusnya. "Saya terus terang menyayangkan. Jabatan menteri itu sudah tinggi dan sangat bermanfaat untuk mengabdi kepada masyarakat," katanya.
Di tempat sama, Ketua Pemuda Indonesia Timur Kota Surabaya, Nouke Frangky juga menyayangkan jika NU pecah karena bingung memilih calon pemimpin, terlebih di Jatim. "Jatim ini basisnya adalah NU sehingga jangan sampai terpecah agar umatnya tidak bimbang. Jika NU kuat maka Indonesia juga kuat," katanya.
Sementara itu, koordinator Gerakan Rakyat Jatim Mat Mochtar mengaku akan menyampaikan aspirasi sejumlah kader Muslimat dan elemen lainnya kepada ketua umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beserta sekjen. "Segera akan saya sampaikan bagaimana yang terjadi di akar bawah. Kami yakin ibu (Mega) memperhatikannya," katanya.
Orang dekat Megawati itu mengaku tidak ingin ada perpecahan di tubuh NU. Sebab jika keduanya bersaing memperebutkan kursi nomor satu di Pemprov Jatim maka yang rugi adalah NU sendiri. "Kalau NU pecah, nanti yang menguasai Jatim adalah orang lain. Padahal ingat, yang membangun bangsa ini adalah orang NU," katanya.