REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut Rudy Gunawan mengakui dua pembangunan gedung PKL di Jalan Guntur, Kecamatan Garut Kota gagal untuk mengatasi persoalan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan perkotaan Garut. Padahal, pembangunannya memakan anggaran senilai Rp 3 miliar
Ia menyebut dua gedung yang dibangun terpisah di Jalan Guntur tersebut tak mampu menarik PKL di Jalan Ahmad Yani kawasan perkotaan Garut agar tak lagi berjualan di pinggir jalan. Meski mengakui kegagalannya, ia berkelit bahwa pemberdayaan pedagang terus dilakukan supaya tak lagi berjualan di pinggir jalan.
"Saya akui bahwa program Gedung PKL gagal meramaikan, padahal itu tempatnya strategis. Meskipun gagal (Gedung PKL) diramaikan, pemberdayaan pedagang di Jalan Ahmad Yani tetap diproses dalam penegakan hukumnya," katanya.
Rudy memandang, kegagalan pembangunan Gedung PKL tersebut lantaran berbagai faktor, salah satunya persoalan masyarakat yang daya belinya masih lemah. Saat ini, penggunaan Gedung PKL selanjutnya tetap akan digunakan untuk pedagang. "Sekarang datang ke sana juga bagaimana, karena daya beli kita lemah," ujarnya.
Ia berjanji pemerintah daerah tetap berupaya mengatasi persoalan PKL supaya tetap ketertiban dan kenyamanan diperoleh masyarakat. Salah satunya lewat program pemberdayaan ekonomi dengan memberikan 200 gerobak untuk pedagang kreatif jalanan. "Ada 200 gerobak kami berikan untuk pemberdayaan pedagang," ucapnya.
Terpantau, kondisi bangunan Gedung PKL di Garut terbilang memprihatinkan, hanya nampak sedikit kios yang menjajakan makanan. Adapun mayoritas jajaran kios lainnya kosong. Padahal di kawasan perkotaan Garut seperti Jalan Ahmad Yani penuh oleh para pedagang berbagai macam produk jualannya dengan membuka lapak di atas trotoar.