Jumat 11 Aug 2017 13:25 WIB

Kunjungan Wisma ke Kulon Progo Baru 5.000 Orang

Objek Wisata Kalibiru, Kulonprogo, Yogyakarta
Foto: ROL/Winda Destiana
Objek Wisata Kalibiru, Kulonprogo, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang mengunjungi objek wisata beretribusi dan non-retribusi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai 5.000 orang per tahun.

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Krissutanto di Kulon Progo, Jumat (11/8), mengatakan wisatawan mancanegara yang mengunjungi objek wisata beretribusi sebanyak 1.500 orang, dan non-retribusi atau objek wisata yang dikelola masyarakat sebanyak 3.500 orang per tahun.

"Wisatawan asing banyak mengunjungi objek wisata yang dikembangkan oleh masyarakat karena mereka menawarkan wisata yang benar-benar lokal dan berbasis alam," kata Krissutanto.

Ia mengatakan objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing, seperti Kalibiru, Nglinggo-Tritis, mangrove, Kedung Pedut, Tuk Mudal, Kembang Soka, Ayunan Langit.

Wisatawan asing berasal dari Jepang, Perancis, Filipina, Malaysia, Tiongkok, dan Singapura. "Mayoritas wisatawan asing berasal dari Jepang," kata dia. Menurut dia, rendahnya kunjungan wisatawan asing disebabkan belum adanya kegiatan yang rutin atau agenda tahunan yang pasti. Seperti Prambanan dan Borobudur.

"Di Kulon Progo agenda tahunan wisata berskala internasional sangat minim, bahkan tidak ada. Hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya kunjungan wisatawan asing," katanya.

Ia mengatakan Dispar selalu meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia pelaku wisata dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dengan membekali kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Hal ini diharapkan pelaku wisata mampu memandu wisatawan asing yang datang, dan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing.

Selain itu, lanjut Krissutanto, Dispar melakukan pemantapan destinasi wisata yang bersih dan berstandar internasional. "Pemandu wisata Kulon Progo sudah kami bekali kemampuan berbahasa Inggris. Kami juga memberikan diklat sertifikasi pemandu wisata supaya mereka lebih profesional. Selain itu, diharapkan mereka mampu mendatangkan wisatawan asing ke Kulon Progo," harap Krissutanto.

Ia mengatakan Dispar juga selalu mengingatkan kepada pelaku wisata dan pokdarwir menyajikan makanan yang higienis. Mereka juga wajib melaksanakan sapta pesona yakni rapi, bersih, nyaman dan aman. "Kami selalu mengajak mereka menjunjung tinggi sapta pesona, supaya wisatawan puas berkunjung ke objek wisata di Kulon Progo," katanya.

Anggota Komisi IV DPRD Kulon Progo Hamam Cahyadi mengatakan objek wisata belum dikelola secara optimal, sehingga belum mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). "Dispar Kulon Progo belum inovatif dan belum mampu menangkap peluang tren wisata yang berkembang," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement