Jumat 11 Aug 2017 08:31 WIB

BTNK Investigasi Dugaan Pembantaian Rusa Pulau Komodo

Rusa
Foto: antara
Rusa

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Sudiono mengatakan telah membentuk tim internal untuk melakukan investigasi terhadap dugaan pembantaian puluhan rusa di Pulau Komodo.

"Investigasi ini dilakukan bekerja sama dengan Dirjen Penegak Hukum (Gakum) dan pihak kepolisian," kata Sudiono, Jumat, menjawab pertanyaan Antara melalui rilis terkait dimuatnya foto sebuah kapal motor berisi rusa dan beberapa orang penumpang yang beredar di media.

"Kami telah membentuk tim investigasi untuk mengungkap kebenaran apakah dugaan pembantaian puluhan rusa di Pulau Komodo benar terjadi seperti di dalam foto yang beredar di media sosial atau tidak," tuturnya menambahkan.

Dalam foto tersebut kata dia, belum dapat menjelaskan asal usulnya rusa, kapan kejadian tersebut berlangsung, siapa pelakunya, dan data lain yang diperlukan dalam proses pengungkapan.

"Tetapi hal yang pasti bahwa pihaknya telah membentuk tim internal untuk melakukan investigasi awal terhadap akun Facebook yang memuat foto-foto tersebut," kata Sudiono menjelaskan.

Hasil investigasi nantinya dapat dibuktikan kaitan antara foto yang beredar tentang rusa yang mati, dengan Taman Nasional Komodo.

Sebelumnya, sejumlah pihak mengecam dugaan tindakan pembantaian rusa di Komodo dan meminta Kepala BTNK harus bertanggung jawab. Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat, Abdul Ganir, turut mengutuk tindakan itu dan meragukan kinerja Kepala BTNK.

"BTNK harus bertanggung jawab soal rusa itu. BTNK tidak boleh membuat statemen seolah-olah mereka tidak diberi tugas untuk menjaga Taman Nasional Komodo. Kepala BTNK harus dimintai pertanggungjawabannya dan dia harus bertanggung jawab," tegas Ganir.

Menurut dia, bila dugaan pembantaian rusa itu benar terjadi dan tidak segera disikapi secara serius, maka populasi komodo akan terus berkurang karena menipisnya stok makanan. Bila itu terjadi, maka satu saat komodo akan musnah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement