Rabu 09 Aug 2017 17:39 WIB

Kawanan Kera Serang Ratusan Hektare Lahan di Semarang

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Qommarria Rostanti
Kawanan kera (ilustrasi)
Foto: Antara
Kawanan kera (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Kawanan kera liar mengancam produktivitas tanaman pertanian warga empat dusun di wilayah Desa Sepakung, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Musim kemarau ditengarai mengakibatkan persediaan makanan dan air di hutan menipis sehingga kawanan primata ini turun ke lahan pertanian dan menyasar tanaman jagung dan ketela pohon.

Kepala Desa Sepakung, Ahmad Nuri, mengatakan, sampai saat ini sudah ada warga dari empat dusun yang melaporkan adanya serangan kawanan kera di lahan pertanian mereka. Masing-masing di wilayah Dusun Jingkol, Srandil, Nggewono, dan Dusun Kenongo. Laporan adanya serangan kawanan kera di lahan pertanian warga ini sudah berlangsung dalam satu bulan terakhir. Sedangkan luas areal pertanian yang diserang kawanan kera telah mencapai 100 hektare. “Umumnya, tanaman yang diserang ini adalah tanaman jagung dan ketela pohon,” ujarnya, Rabu (9/8).

Akibatnya, warga yang ada di empat dusun tersebut tidak bisa bercocok tanam lagi karena setiap tanaman muda yang ditanam akan dirusak dan sebagian dimakan batang serta umbinya.

Sejauh ini, warga telah mengantisipasi dengan menanam sejumlah tanaman buah-buahan seperti sirsak dan jambu di kawasan lahan pertanian yang berbatasan dengan hutan. Mereka berharap kawanan kera tidak menyerang tanaman pertanian milik warga.

Ahmad belum melaporkan serangan kera ini kepada dinas terkait. Dalam waktu dekat, upaya ini akan ditempuh agar ada solusi bagi warga di desanya yang merugi akibat serangan kawanan kera. Kawanan kera yang menyerang lahan pertanian warga cukup banyak. Satu gerombolan bisa mencapai 30 ekor kera dan umumnya jamak berlangsung siang hingga sore hari.

Warga yang kebetulan mengetahui kedatangan kawanan kera hanya bisa mengusirnya. Meski kabur meninggalkan lahan pertaniannya, kawanan kera hanya berpindah tempat mencari lahan pertanian lain yang tidak terjaga.

Bupati Semarang, Mundjirin, mengatakan, serangan hama kera seperti ini sudah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Semarang. Sekitar lima tahun lalu, pihaknya sudah meminta bantuan kepada pemerintah pusat dan sempat didatangkan tim pawang kera dari Banten. Tak kurang 500 ekor kera saat itu ditangkap hidup-hidup. “Meski begitu, serangan kera liar terhadap lahan pertanian tetap saja muncul, terutama ketika musim kemarau seperti sekarang ini,” ujarnya.

Dia menduga, serangan kera yang dimaksud lebih karena ketidakseimbangan rantai makanan yang ada dalam habitatnya. Alhasil, kera turun ke kampung dan menyerang lahan pertanian warga. Rencananya, Sepakung hendak diproyeksikan menjadi klaster buah-buahan. Namun dengan adanya ancaman serangan kera liar ini rencana tersebut akan dipertimbangkan lagi.

Pemkab Semarang justru tertarik untuk mengkaji potensi kera liar tersebut untuk selanjutnya dijadikan area wisata. “Misalnya dijadikan seperti di Taman Wisata Alam seperti Sangeh, Bali,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement