REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komunikasi politik yang intens dilakukan calon gubernur (cagub) Jawa Barat dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ridwan Kamil (Emil) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ternyata belum menjadi jaminan bisa memuluskan langkah Emil ke Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 mendatang.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP, Achmad Baidowi, jika ingin tetap maju, Emil yang didukung Partai Nasdem ini harus menunggu perkembangan politik. Serta, harus mencari dukungan dari partai politik (Parpol) lain guna memenuhui 20 kursi sebagai syarat untuk maju di Pilgub.
Achmad mengakui, komunikasi Emil dengan DPP PPP merupakan yang paling intens dibandingkan dengan kandidat lain. Bahkan, Emil untuk mendapat dukungan dari PPP cukup besar. Namun, DPP PPP belum bisa memutuskan apakah memberikan dukungan kepada Emik untuk maju di Pilgub Jabar atau tidak.
"Kalau melihat peluang yang ada, memang Ridwan Kamil sangat intens. Tapi, PPP tidak hanya melihat peluang. Dibutuhkan, banyak pertimbangan politik dan juga koalisi dengan Parpol lain," ujar Baidowi kepada wartawan, Rabu (9/8).
Menurut Baidowi, perkembangan politik menjelang Pilgub Jabar saat ini masih terus bergerak dan dinamis. Sejumlah Parpol, masih melakukan komunikasi untuk menentukan pilihan siapa figur yang pas untuk dipasangkan.
Baca juga, Ini Alasan Nasdem Dukung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar.
Bahkan, kata dia, saat ini dikabarkan sudah terbentuk dua poros koalisi yakni Golkar-PDIP dan PKS-Gerindra. Golkar, membuka komunikasi bersama PDIP untuk membentuk koalisi sendiri dalam menghadapi Pilgub Jabar 2018, mendatang. Begitu juga dengan komunikasi politik yang dilakukan PKS-Gerindra.
Saat ini, kata dia, dari tiga figur cagub yang muncul hanya Emil yang belum memiliki kecukupan kursi untuk maju di Pilgub Jabar. "Nah, sekarang bagaimana dengan PPP? Ini tergantung PPP dan temen-temen parpol lain," katanya.
Menurutnya, bisa saja PPP juga menciptakan poros yang baru bersama PKB, PAN, dan Demokrat. "Emil sudah diusung Nasdem, tapi tetap saja harus berkoalisi," katanya.
Terbentuknya poros baru ini juga, kata dia, tergantung dari kesepahaman dan kesepakatan bersama antara parpol menengah. Namun jika tidak tercipta poros baru di Pilgub Jabar maka ini adalah konsekuensi politik yang harus dihadapi. Sama halnya dengan Pilpres 2008 lalu.
"Sama halnya seperti Pilpres. Dulu kita berharap ada poros baru yang muncul. Tapi, fakta politiknya hanya ada dua paslon. Ini harus kita terima sebagai fenomena politinya," katanya.
Namun, Baidowi mengaku, Wali Kota Bandung ini memang sangat intens melakukan komunikasi dengan PPP. Hal itu terlihat dari seringnya Emil menghadiri berbagai kegiatan yang dilakukan PPP.
"Kami akui, Emil menjadi kandidat yang paling sering melakukan komunikasi dengan PPP saat ini," kata Baidowi seraya mengatakan Emil pun sering mengikuti Rangkaian Safari Ramadan mendampingi ketua PPP di wilayah Priangan timur.