Selasa 08 Aug 2017 19:16 WIB

Pengusaha Muda Muslim Siap Lawan Radikalisme

Para peserta workshop Enterpreneurial Networking Forum di Kampus UNSW, Sydney, Australia,
Foto: dokpri
Para peserta workshop Enterpreneurial Networking Forum di Kampus UNSW, Sydney, Australia,

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sektor bisnis mulai menunjukkan keterlibatannya dalam penanganan radikalisme. Salah satunya ditunjukkan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) di Sydney, Australia, baru-baru ini.

Presiden HIPSI, Moch Ghozali di sela-sela kegiatan workshop Entrepreneurial Networking Forum di Kampus UNSW, Sydney, Australia, menyatakan bahwa organisasinya dalam waktu dekat akan bekerja sama dengan Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), lembaga yang dikenal bergerak dalam rehabilitasi mantan pelaku tindak pidana terorisme.

"Kerja sama ini merupakan langkah penting untuk menguatkan peran masyarakat sipil dalam memerangi kekerasan ekstrem," ujar Direktur Riset YPP, Khoirul Huda, kepada Republika baru-baru ini.

Workshop yang berlangsung 2-4 Agustus 2017 tersebut diikuti kurang lebih 30 pengusaha muda Muslim. Mereka merupakan anggota HIPSI, sebuah organisasi yang mewadahi para pengusaha dari kalangan Muslim moderat.

"Rencananya program kerja sama akan diarahkan untuk memberdayakan ekonomi keluarga narapidana kasus terorisme. Ini merupakan strategi untuk memutus mata rantai radikalisme. Karena selama ini mereka tergantung kepada kelompoknya," kata Khoirul menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement