Senin 07 Aug 2017 17:22 WIB

Pemalak di Jalintim Lampung Marak

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ratna Puspita
Ruas jalan lintas timur (Jalintim) Sumatra wilayah Provinsi Lampung.
Foto: mursalin yasland
Ruas jalan lintas timur (Jalintim) Sumatra wilayah Provinsi Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah sopir truk mengeluhkan maraknya pemalak saat melintas di ruas jalan lintas sumatra (Jalintim) wilayah Lampung. Saat truk melintas, pemalak tak segan-segan menyetop kendaraan dan meminta kepada sopir uang keamanan berkisar Rp 10 ribu Rp 20 ribu per sekali jalan.

"Pemalak di jalan lintas masih banyak. Mereka minta Rp 10 ribu. Sebab mereka berani menyetop truk di jalan. Biasanya malam hari," kata Johan, sopir truk barang dari Palembang, Senin (7/8).

Warga yang tidak jelas identitasnya beraksi memalak di Mesuji, perbatasan Lampung-Sumatra Selatan, dan di Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan. Para pemalak mengutip uang kepada sopir di tempat tersebut pada siang dan malam hari  namun tidak setiap hari.

Target pemalak hanya sopir truk barang sedangkan sopir kendaraan pribadi dan bus penumpang tidak dipalak. Keberadaan truk-truk yang melintas dari Sumatra dan Jawa menjadi sasaran empuk pemalak lantaran laju kendaraan saat melintas kerap lambat dibandingkan mobil pribadi dan bus penumpang.

Menurut Johan, sopir truk tidak bisa melanjutkan perjalanan saat beberapa orang mulai menyetop truk. Selain truk tidak bisa melaju kencang karena barang muatan juga khawatir dengan keamanan di jalan. "Jadi terpaksa mengeluarkan uang," ujarnya.

Ia kena palak dari oknum warga tersebut terjadi di tanjakan Gunung Pancong setelah Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan. Di tempat tersebut, para pemalak beraksi pada malam hari hingga menjelang waktu Subuh. "Pemalak meminta uang berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu. Bahkan ada yang minta Rp 50 ribu," keluhnya.

Sedangkan di Mesuji, aksi pemalak kerap terjadi di perbatasan Provinsi Lampung dan Sumatra Selatan. Wilayah tersebut memang kondusif bagi pemalak karena jauh dari pemukiman penduduk. Truk-truk yang melintas dari Sumatra atau dari Jawa menjadi sasaran empuk pemalak.

Menurut Andi, sopir truk asal Bandung, Jawa Barat, pemalak di Mesuji terkadang beraksi pada siang hari namun tidak setiap hari. Pemalak yang mengaku warga setempat meminta uang kepada sopir truk dengan alasan kelancaran lalu lintas. "Memang mereka tidak memaksa tapi tetap saja keluar uang," kata dia. 

Bupati Mesuji Khamami pernah memergoki pemalak di kawasan Mesuji tersebut. Ketika hendak pergi dinas ke Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, ia bersama stafnya berhenti di perbatasan Mesuji dengan OKI. 

Saat itu, kedatangan bupati yang berpakaian nondinas dan rombongan membuat para pemalak kabur. "Saat kami berhenti dan turun dari mobil, oknum pemalak tersebut langsung kabur," kata Khamami, yang pernah menjadi anggota DPRD Lampung. n 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement