REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekan Baru mendeteksi ada 12 titik panas di Provinsi Riau. Sedangkan titik panas yang lebih dari 70 persen keakuratannya itu terdapat di enam wilayah.
"Memang ada 12 hotspot, itu di Bengkalis ada dua titik, di Kampar ada dua, Pelalawan satu, di Rokan Hilir (Rohil) tujuh. Kalau untuk tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen itu ada enam, di Rohil empat, di Kampar ada dua," ujar Kepala BMKG Pekanbaru, Otto Sukisno melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin (7/8).
Otto menerangkan hotspot merupakan titik panas yang terdeteksi oleh satelit Terra dan Aqua. Di mana suhu panasnya di atas 41,8 derajat Celcius lebih tinggi di bandingkan wilayah di sekitarnya.
Sehingga kata dia saat BMKG menemukan titik panas tersebut maka akan segera memberikan informasi kepada satuan tugas kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) serta masyarakat. Satgas akan dengan sigap melakukan pengecekan baik melalui pesawat udara maupun langsung menyambangi lokasi. "Satgas di sini sudah bagus, katakanlah kalau ada info dari BMKG satgas yang dilapangkan di kabupaten dan kecamatan, dari udara juga mereka langsung cek (lokasi)," terangnya.
Bila memang menemukan adanya kebakaran di lokasi tersebut maka satgas telah siap melakukan pemadaman di bantu dengan masyarakat. Begitu pun dengan bantuan helikopter yang juga siap melepaskan waterbombing untuk memadamkan lahan yang terbakar. "Jadi kalau ada informasi mereka langsung bergegas (ke lokasi titik panas)," ucapnya.
Dia mengatakan, terjadi kebakaran memang sering disebabkan oleh mereka-mereka yang ingin membuka lahan dengan cara membakarnya. Saat ditanyakan mengenai titik panas tahun 2017 di bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, menurut Otto justru lebih rendah. Titik hotspot kata dia mulai berkurang hampir setiap tahunnya.
"Untuk jumlah hotspot sendiri kalau mulai dari tahun 2014 itu tinggi, 2015 itu menurun kemudian 2016 turun dan 2017 jauh lebih rendah lagi titik hotspot-nya," ungkap Otto.
Polda Riau sebelumnya mengaku telah memberikan garis polisi kepada 84,70 hektar lahan yang terbakar. Menurut Otto tetap saja jumlah lahan yang terbakar tersebut tetap lebih rendah bila dibandingkan tahun sebelumnya.
"Iya lebih rendah, karena hotspot lebih banyak otomatis wilayah lebih luas. Sementara ini semakin berkurang, dari monitor terakhir sudah ada 182 hotspot itu jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.