REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Bakal calon Gubernur Jawa Tengah yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar menganggap wajar politikus PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menempati posisi puncak dalam polling pemilihan kepala daerah setempat. Sebab, Ganjar masih menjabat gubernur Jawa Tengah atau pejawat dalam pilkada tahun depan.
"Wajar di mana-mana petahana itu hasil polling tinggi, di semua pilkada semua petahana tidak ada yang tidak tinggi," kata usai menghadiri Pelantikan Pengurus dan Muskercab PKB Kabupaten Temanggung di Temanggung, Jateng, Ahad, dilansir Antara.
Itupun, dia mengatakan, kalau Ganjor dicalonkan pada Pilkada Jateng 2018. "kan belum tentu calonnya petahana. Artinya survei itu bukan satu-satunya ukuran bahwa siapa pun dipilih di dalam pilkada," kata dia.
Terkait jajak pendapat atau polling yang beredar tidak menempatkan dirinya di urutan atas, ketua LPP DPP PKB tersebut mengatakan mungkin polling yang beredar dibuat sebelum ada deklarasi DPW PKB Jateng.
Marwan menambahkan sekarang ini partai masih saling berhitung dan saling mencermati untuk gandeng-menggandeng dalam Pilkada Jateng 2018. "Semua masih saling melihat, belum pada finalisasi siapa menggandeng siapa, apalagi PKB tidak bisa mengusung sendiri, harus melakukan koalisi dengan partai lain," katanya.
Ia menuturkan hubungan PKB baik dengan semua partai politik. Semua memungkinkan dengan siapa pun, baik pada level berangkat dari kepala daerah, dari profesional, sesama aktivis parpol.
Menurut dia sudah banyak partai yang medekati, tetapi tidak perlu disebut. Komunikasi dengan parpol lain sangat baik dan bukan hanya sebatas untuk cocok-mencocokan. "Bukan hanya sekadar komunikasi ini gubernurnya dan ini wakilnya, tetapi komunikasi pada level personal," kata dia.
Ia mengatakan konsolidasi masing-masing DPC dan menyapa masyarakat sekaligus juga mengcek apa maunya masyarakat. "Teman-teman di DPC masing-masing di seluruh Jateng tentu intensitas mengadakan acara saya kira juga mneningkat, bukan semata-mata untuk melakukan koordinasi dan konsolidasi di dalam konteks kepartaian, tetapi juga koordinasi dan konsolidasi dalam konteks pilkada," katanya.
Ia mengakui belum terlalu jauh turun di masyarakat, masih di tataran konsolidasi di kepengurusan, oleh karena itu dirinya harus lebih agrsif dan lebih aktif lagi untuk menyerap aspirasi masyarakat sekaligus mengukur keberadaannya. "Insya Allah sampai saat ini persepsi masyarakat positif," katanya.
Ia mengatakan pilkada tidak hanya dalam konteks pilkada gubernur tetapi juga pilkada kabupaten/kota, seperti di Kabupaten Temanggung juga akan melaksanakan pilkada pada 2018. Menurut dia yang penting dari semua itu adalah bagaimana mendengar denyut nadi masyarakat, baik langsung bertemu maupun lewat pengurus.
"Keberadaan kami diterima atau tidak itu yang mesti harus dipastikan semuanya, karena ini pemilihan langsung," katanya.