Ahad 06 Aug 2017 21:17 WIB

BNPB: Potensi Karhutla Diprediksi Terus Meningkat

Rep: Kabul Astuti/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah pengendara melaju di jalan yang dipenuhi kabut asap di Jalan Medan - Banda Aceh di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Senin (24/7). Kebakaran hutan dan lahan gambut mengakibatkan beberapa daerah di Provinsi Aceh dicemari oleh asap.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Sejumlah pengendara melaju di jalan yang dipenuhi kabut asap di Jalan Medan - Banda Aceh di Desa Suak Raya, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Senin (24/7). Kebakaran hutan dan lahan gambut mengakibatkan beberapa daerah di Provinsi Aceh dicemari oleh asap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan potensi kebakaran hutan dan lahan akan terus meningkat. Hingga saat ini, lima provinsi telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

"Puncak kemarau diprediksi pada September 2017 mendatang sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan juga makin meningkat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan pers, Ahad (6/8).

Hingga kini, upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan masih terus dilakukan oleh satgas terpadu dari TNI, Polri, BNPB, KLHK, BPPT, Manggala Agni, BPBD, Dinas Damkar, SKPD, Masyarakat Peduli Api, dan masyarakat terus memadamkan api.

Secara nasional, terdeteksi ada 282 hotspot. Sebaran 282 hotspot adalah Papua 7 hotspot, NTT 12, Kalimantan Barat 150, Lampung 9, Jawa Timur 5, Jawa Tengah 6, Jawa Barat 5, Papua Barat 2, NTB 3, Babel 11, Kepri 4, Maluku 2, Sulteng 1, Gorontalo 1, Sumsel 23, Kalteng 1, Riau 16, Sumut 9, Jambi 2, Sumbar 2, Sulsel 18, Malut 1 hotspot.

Jumlah ini kemungkinan lebih banyak lagi karena adanya daerah-daerah yang tidak terlintasi satelit saat ada kebakaran hutan dan lahan. Sutopo mengimbau agar patroli dan pencegahan makin diintensifkan. 

BPBD Jambi dan BPBD Sumatera Selatan telah mengajukan tambahan helikopter water bombing agar dapat lebih mengefektifkan pemadaman. BNPB mengerahkan 18 helikopter pemboman air. 

Jutaan meter kubik air telah dijatuhkan di hotspot. Siang malam petugas satgas darat memadamkan api, bahkan berkemah di hutan untuk memadamkan api. Beberapa petugas dari perusahaan perkebunan juga memberikan bantuan pemadaman.

Di Kalimantan Selatan, hutan dan lahan seluas 15 hektare terbakar yang merupakan kawasan Desa Sungai Bahalang, daerah kebun plasma Tapin Tengan Sawit PT KIU, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Api dipadamkan secara manual oleh karyawan PT KIU, TIM TRC, SATGAS, relawan BPBD Kabupaten Tapin, dan Masyarakat warga sekitar.

Di Riau, satgas darat dan satgas udara memadamkan kebakaran hutan dan lahan seluas 14 hektar di Desa Penyagun, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu. Kebakaran hutan dan lahan seluas 20 hektare yang berlangsung selama enam hari di Desa Alim 2, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu. 

Lahan seluas 10 hektare di Dusun Tanjung Pal, Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Luas hutan dan lahan terbakar di Riau sejak 14/1/2017 hingga 5/8/2017 sekitar 882,22 Ha.

Di wilayah Sumatera Selatan, operasi daratmeminta BPBD, Manggala Agni, TNI, POLRI, SKPD terkait dan KTPA perkebunan HTI untuk memadamkan titik api di OKI, Muba, Ogan Ilir, Banyuasin, Muara Enim, Muratara, PALI, Musi Rawas dan siagaposko-posko pemadaman serta pencegahan titik api daerah rawan karhutla.

"Operasi hujan buatan terus dilakukan dengan menaburkan garam ke awan-awan potensial. Sudah 50 kali sorti penerbangan dengan pesawat Casa 212 menaburka total 49,6 ton garam," tutur Sutopo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement