Jumat 04 Aug 2017 22:10 WIB

BNN Belum Bisa Prediksi Peningkatan Kasus Narkoba 2017

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN).  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat sudah ada 423 kasus di seluruh Indonesia, yang sudah ditangani. Jumlah tersebut pun belum bisa diprediksi apakah akan mengalami peningkatan dari tahun lalu atau tidak.

Kabag Humas BNN, Kombes Sulistiandriyatmoko, menyebutkan jumlah 423 kasus merupakan kasus dari Januari hingga Juli 2017. "Itu jumlah total seluruh Indonesia ya. Jumlah tersangkanya sudah mencapai 597 orang," jelas dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/8) siang.

Keseluruhan kasus, tidak digolongkan dalam jumlah besar atau kecil, karena semua yang terkait dengan pelanggaran narkoba dan psikotropika, tidak ada yang dipilah-pilih. Semua ditangani oleh BNN. Kasus terakhir yang mereka tangani adalah peredaran gelap narkotika jenis sabu seberat 284 kilogram, yang dilakukan sindikat Taiwan.

Dalam operasi gabungan BNN, Bareskrim Polri, Bea Cukai, dan Kepolisian Cina, petugas mengamankan tiga orang pria, masing-masing berinisial SU (WNI), HHD (WNI), dan KHH (Taiwan). Pengungkapan kasus ini berawal dari analisa intelijen yang kemudian mulai diawasi petugas sejak satu bulan lalu.

Petugas kemudian berhasil mengamankan satu unit truk engkel berwarna putih yang dikemudikan oleh HHD dan ditumpangi oleh Su dan KHH di pertigaan Pluit Karang Karya Timur, Penjaringan, Jakarta Utara. Truk tersebut memuat delapan koli polishing machine yang didalamnya berisi narkotika jenis sabu dengan berat total mencapai 284 kilogram.

BNN juga melakukan pemusnahan barang bukti narkotika kembali digelar BNN di halaman parkir gedung BNN pusat, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (27/7). Pemusnahan ketujuh pada tahun 2017 ini merupakan dari dua kasus narkotika. Dengan total barang bukti yang disita 1.241,1 gram sabu. Dari total barang bukti sitaan tersebut sebanyak 14,6 gram disisihkan guna keperluan laboratorium.

"Intinya sepanjang 2017 ini sudah 423 kasus itu yang kita tangani. Ini dari kasus seluruh Indonesia. Kalau dibanding pada 2016 itu satu tahun sebanyak 902 kasus. Belum bisa kita prediksi apakah jumlahnya akan berkurang dari tahun lalu," papar Kabag Humas BNN itu.

Namun, BNN menyatakan sikapnya akan tetap ofensif melakukan penyelidikan-penyelidikan berdasarkan informasi-informasi yang didapat dan terbaru. Cara yang BNN lakukan pun masih tetap sama.

"Kemarin ya betul Myanmar datang ke Indonesia karena untuk melihat secara langsung proses rehabilitasi yang diterapkan di Indonesia. Untuk penanganan BNN sudah baik atau belum, yang menilai biar masyarakat lah karena kami tidak bisa menilai diri sendiri," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement