REPUBLIKA.CO.ID, MUSI BANYUASIN -- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada musim kemarau 2017 kembali menyiapkan tim reaksi cepat untuk mengatasi titik panas atau hotspot yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Tim Reaksi Cepat Hotspot sejak sebulan terakhir telah siaga penuh untuk mengantisipasi terjadi kebakaran hutan dan lahan yang dapat merusak lingkungan dan menimbulkan bencana kabut asap seperti yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau," kata Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi di Sekayu, Jumat.
Menurut dia, untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang mulai terdapat puluhan titik panas, pihaknya menyiapkan tim reaksi cepat di bawah kendali Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten serta Kelompok Masyarakat Peduli Api (KMPA).
Tim reaksi cepat yang didukung peralatan pemadam api portabel/jinjing sewaktu-waktu turun ke lokasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan untuk melakukan pemadaman.
"Dengan adanya tim tersebut diharapkan setiap terjadi kebakaran hutan dan lahan dapat ditanggulangi dengan cepat sehingga tidak meluas dan menimbulkan banyak kerugian serta bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat," katanya.
Dia menjelaskan, pada Agustus ini di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin cukup sering terdeteksi titik panas namun jumlah masih relatif sedikit dan belum berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Berdasarkan hasil pengamatan melalui satelit, pihaknya terus memperhatikan perkembangan titik panas di wilayah kabupaten ini sehingga target pada musim kemarau tahun ini wilayah Musi Banyuasin terhindar dari bencana kabut asap bisa tercapai, kata Beni.