Kamis 03 Aug 2017 21:39 WIB

Pemerintah Programkan Kebangkitan Kopi Indonesia ke Dunia

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Kopi asli Indonesia.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Kopi asli Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersama dengan masyarakat akan membangkitkan kembali kejayaan kopi Indonesia ke mata dunia. Mereka pecinta kopi yang bergabung dalam Masyarakat Peduli Pangan (MAPAN), akan ikut berkontribusi bangkitkan kopi.

Pengamat pangan sekaligus Ketua Umum MAPAN, Wignyo mengatakan terus mendukung penuh program memulihkan Kejayaan Kopi Indonesia bagi dunia. "Kami akan fokus memacu mengembangkan specialty coffee, Kopi Toraja di Sulawesi Selatan, dimana cita rasanya sudah dikenal masyarakat luas," kata dia.

Kopi Indonesia memiliki daya saing tinggi. Seperti yang dikatakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman pada saat menghadiri pertemuan pertama World Coffe Producers Forum (WCPF) di Medelin, Kolombia, pada 10-11 Juli 2017, bahwa tekad Indonesia akan menjadi salah satu negara penghasil dan eksportir kopi terbesar dunia.

Kemudian Wignyo juga menuturkan, wilayah Toraja dikenal sebagai salah satu tujuan wisatawan mancanegara, sudah dikenal dunia. "Ini akan dimanfaatkan sebagai sarana efektif untuk promosi ekspor kopi Toraja," jelas dia.

Kementan melihat dari rasio kemampuan swasembada dengan indikator Self Sufficiency Ratio (SSR), kopi Indonesia pada 2016 skor 255,90 persen. Artinya seluruh kebutuhan kopi domestik dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri sendiri dan bahkan ekspor dalam jumlah besar.

Langkah Kementan untuk mendongkrak daya saing kopi Indonesia, dikatakan Fungsional Statistisi Pusat Data dan Informasi Kementan, Sri Wahyuni, pertama adalah dengan meningkatkan sistem perbibitan, pupuk dan tata kelola air sehingga produktivitas naik menjadi satu ton per hektare, sehingga peringkat kedua terbesar dunia.

Kedua, program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang kurang produktif. "Ketiga memperluas luas areal tanam kopi jenis arabika yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga populasi kopi robusta dan arabika menjadi seimbang," jelas Sri.

Keempat, lanjut dia, melalui pengembangan kopi dengan jenis kopi khusus (specialty coffee) dari berbagai daerah di Indonesia yang bernilai tinggi seperti kopi gayo, kopi mandailing, kopi lampung maupun kopi bajawa.

"Dan terakhir, pemerintah melalui Kementan, Kemenperin, Kemendag, BPOM bersama swasta, Asosiasi Pengusaha dan Petani Kopi Indonesia lebih gencar dan kontinyu, untuk mempromosikan kopi Indonesia baik di dalam negeri maupun luar negeri," papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement