REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi mengatakan, pencalonan Deddy Mizwar berpasangan dengan Ahmad Syaiku belum final. Menurutnya, duet keduanya di Pilkada Jabar 2018, baru pernyataan sepihak dari PKS.
"Saya konfirmasi, itu usulan PKS dan harapan PKS yang memang belum final," kata Mulyadi disela-sela Rapat Konsolidasi dan Workshop Pemenangan Pilkada serentak Jawa Barat 2018, di Hotel Aston, Jalan Dr Djundjunan (Pasteur), Kota Bandung, Kamis (3/8).
Menurutnya, kepastian calon yang akan diusung serta pasangannya masih terus dalam pembahasan. Meskipun hingga kini, Mulyadi mengatakan partainya masih berpegang pada hasil Rapimda Partai Gerindra Jabar pada Mei lalu.
Mulyadi menyebutkan, pembahasan politik di Jabar masih sangat cair dan dinamis. Semua masih dibahas di tingkat DPP dan komunikasi bersama partai lain yang kemungkinan berkoalisi.
Ia menuturkan, Gerindra akan menggelar survei untuk menambah referensi calon dan pasangannya yang akan diusung dalam Pilgub Jawa Barat 2018 mendatang.
Survei internal akan menganalisis popularitas dan elektabilitas sejumlah calon yang yang akan menjadi tolak ukur Gerindra mengusung jagoannya.
"Kalau Gerindra kami akan laksanakan di akhir Agustus ini dulu, lalu survei akhir di November. Itu mungkin bisa menjadi satu dasar merekomendasikan nama-nama yang nantinya bakal didorong," jelasnya.
Nama Mulyadi memang disepakati untuk menjadi bakal calon gubernur Jabar 2018. Meski demikian, ia mengaku siap mundur jika nanti tidak dalam perkembangannya dan hasil survei tidak menunjukan hasil memuaskan.
"Kalau survei tidak signifikan, saya siap lepas mandat dan serahkan ke DPP Partai Gerindra," ucapnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menambahkan, penetapan calon masih dalam proses pembahasan. Ia mengatakan Gerindra ingin memberikan pasangan yang terbaik sesuai dengan misi menyejahterakan Jawa Barat.
"Pendaftaran resmi akan dilakukan bulan Januari. Sekarang masih dalam proses. Yabg terpenting adalah memberikan pasangan terbaik untuk rakyat Jawa Barat. Kita ingin menang di Pilgub. Bisa betul membuat masyatakat Jawa Barat keadaannya lebih baik," jelasnya.
Ia menegaskan pascadikeluarkannya pernyataan Presiden PKS terkait pencalonan Deddy Mizwar-Ahmad Syaiku hubungan kedua partai ini masih baik-baik saja. Adanya riak-riak protes menjadi hal biasa yang juga menjadi bagian masukan untuk dibahas.
Meski demikian, Ferry mengakui hingga saat ini PKS masih menjadi partner koalisi yang terbaik. Termasuk untuk Pilgub Jawa Barat 2018 mendatang.
"Bagi Gerindra bahwa PKS adalah teman koalisi, teman seperjuangan yang sudah teruji. Jadi respon dari Pak Mulyadi juga merupakan respon biasa yang harus ditanggapi secara baik oleh PKS. Ini kan masih berproses," ujarnya.
Ia mengatakan Partai Gerindra memang mendorong kader internal untuk dapat maju dalam pemilihan kepala daerah. Namun, jika ada tokoh eksternal yang memiliki indikator sesuai dengan syarat partai maka hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan akan diusung.
"Kalau kemudian ada kader partai internal yang memenuhi nilai yang dibuat indikatornya oleh survei maka partai akan lebih senang bisa kader sendiri. Tapi kalau di luar partai yang memenuhi unsur itu tentu juga jadi pertimbangan partai. Kita carikan kombinasi yang terbaik," tuturnnya.
Untuk kader internal, ia menyebutkan nama Mulyadi sementara tokoh eksternal ada Deddy Mizwar dan Ketua Kadin Jawa barat Agung Suryamal serta Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Menurutnya kemungkinan pada bulan September sudah diketahui kecenderungan siapa yang akan dicalonkan oleh partai berlambang kepala burung garuda ini.