REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kerap menjadi santapan menggiurkan bagi para pengedar narkotika. Mabes Polri menemukan ada sejumlah daerah yang selama ini sering dijadikan lokasi penyelundupan narkotika.
Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Porli, Brigjen Eko Daniyanto, mengatakan meski penjagaan di tiap-tiap perbatasan sangat ketat, namun barang haram itu bisa saja lolos. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Bea Cukai dalam menindak tegas kejahatan narkotika.
Penyidik Polri bersama pemangku kepentingan lainnya akan terus mengantisipasi daerah-daerah pesisir mulai dari Aceh hingga Teluk Lumbung Asahan. "Kemudian Riau, Tanjung Pinang, Bengkalis sampai ke Kepri. Ini menjadi atensi kami di lapangan," ujar Eko di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (1/8).
Kepala Kepolisian RI, Jenderal Tito Karnavian, mengatakan pengawasan di wilayah-wilayah perbatasan melibatkan banyak pihak. Mulai dari Bea Cukai, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Angkatan Laut, bahkan intelijen antarnegara membangun kerja sama untuk meredam peredaran narkotika, diantaranya Hong Kong, Taiwan, dan Cina. "Oleh karena itu kita banyak mendapatkan suplai informasi dari mereka," kata Tito.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, mengatakan di lingkungan ASEAN, Indonesia memiliki kerja sama ASEAN single window. Kerja sama ini dibangun bersama para intelijen dari negara anggota ASEAN untuk mengejar para mafia narkoba tersebut. "Jadi bukan berarti kita tahu sendiri, tapi kita mengetahui bagaimana kerja dari mafia ini dan jalurnya, siapa network-nya, itu juga merupakan kerja sama dengan negara-negara tersebut," ujarnya.