Selasa 01 Aug 2017 04:11 WIB

Kementerian PUPR Resmikan Waduk Teritip di Balikpapan

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) mendengarkan pemaparan perkembangan pembangunan proyek Waduk Kuwil di Kalawat, Minahasa Utara, Sualwesi Utara, Selasa (27/12).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) mendengarkan pemaparan perkembangan pembangunan proyek Waduk Kuwil di Kalawat, Minahasa Utara, Sualwesi Utara, Selasa (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso meresmikan penggunaan Waduk Teritip di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.

Air dari waduk tadah hujan itu akan digunakan sebagai air baku produksi air bersih bagi warga dan diharapkan bisa mengakhiri krisis air bersih yang dialami Balikpapan dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami percepat penyelesaiannya agar bisa segera dinikmati masyarakat Balikpapan," kata Imam Santoso di lokasi waduk sekitar 35 km utara pusat kota Balikpapan di Klandasan.

Imam Santoso meresmikan dengan memencet tombol untuk membunyikan sirene dan membuka papan nama Waduk.

Fisik waduk telah selesai dikerjakan pada akhir tahun 2016 dan ditinjau Presiden Joko Widodo bersama proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,6 km. Segera setelah peninjauan Presiden, waduk mulai diisi air atau impounding.

Bagian terpanjang waduk membentang sepanjang 650 meter dengan kedalaman 10,5 meter dan membentuk genangan seluas 94,80 hektare.

Luasan itu memberikan volume air sebesar 2,43 juta meter kubik. Volume itu juga memberi kapasitas 250 liter per detik untuk diolah jadi air baku air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar Balikpapan.

"Dari Waduk Manggar kita dapat 1.000 liter per detik, sekarang kita dapat tambahan 250 liter per detik dari Waduk Teritip, semoga krisis air baku dapat segera kita akhiri," harap Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.

Kebutuhan air baku Balikpapan mencapai 1.600 liter per detik. Selain dari kedua waduk, air baku juga dipasok dari Embung Aji Raden sebesar 150 liter per detik dan sejumlah sumur dalam.

Imam Santoso minta waduk itu dirawat maksimal. Daerah tangkapan air di bagian hulunya dan di sekeliling waduk diminta dihijaukan lagi.

"Agar sedimentasinya minimal. Kalau sudah hijau tangkapan airnya akan banyak dan waduknya jadi berkelanjutan," jelas Imam.

Pada saat yang sama dilaksanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Teritip di atas lahan seluas lima hektare yang diperhitungkan rampung pada tahun 2018. Untuk mengalirkan air dari waduk ke IPA digunakan pompa.

Air dari Waduk Teritip itu digunakan untuk memasok kebutuhan warga di sisi timur Balikpapan, daerah yang berkembang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. PDAM Balikpapan memiliki 95.000 pelanggan, dan baru 75 persen yang mendapat pasokan air 24 jam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement