Senin 31 Jul 2017 16:31 WIB

Udara di Warung Buncit Buruk, Ini Langkah Camat Mampang

Rep: Sri Handayani/ Red: Israr Itah
Antrean kendaraan di ruas Jalan Mampang saat rekayasa lalu lintas, Jakarta Selatan, Senin (24/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Antrean kendaraan di ruas Jalan Mampang saat rekayasa lalu lintas, Jakarta Selatan, Senin (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah wilayah di Jakarta Selatan ditetapkan sebagai daerah dengan tingkat pencemaran udara tertinggi se-Jabodetabek oleh Greenpeace Indonesia. Warung Buncit, bahkan ditetapkan sebagai wilayah dengan kualitas udara paling tidak sehat kedua setelah Cibubur.

Camat Mampang Prapatan Asril Rizal mengaku belum mengetahui data tersebut. Untuk polusi yang terjadi di jalan raya, ia mengaku perlu berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup.

"Kalau di jalan raya kita nggak bisa karena kan kendaraan, harus koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup,"kata dia ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (31/7).

Ia mengakui, jumlah ruang terbuka hijau (RTH) di lingkungannya memang masih sangat sedikit. Selain itu, lahan untuk pengadaan RTH juga hampir tidak tersedia.

Menanggapi temuan tersebut, ia berencana untuk mengusulkan adanya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) sekitar lampu merah hingga ke Mampang. Jika anggaran mencukupi, ia juga akan mengajukan pembuatan RTH di wilayahnya.

"Kalau lahan nggak ada, jadi kami minta dibebaskan," kata dia.

Terkait dengan pengaruh terhadap kesehatan masyarakat, ia berjanji akan melakukan pengecekan dengan Dinas Kesehatan setempat.

Baca: Ini Komentar Sekda DKI Soal Buruknya Udara di Jakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement