REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah satu pekan sekolah di wilayah Jakarta Barat 2 aliran listriknya diputus PT PLN (Persero). Selama ini sekolah memang membayar listrik tiga bulan sekali sesuai dana oprasional cair.
Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Aries Dwianto mengatakan pihaknya tidak mengkhendaki siapapun setiap pelanggan listrik termasuk lembaga pendidikan membayar listrik digabungkan setelah tiga bulan.
"Jadi PLN tidak menghendaki bayar tiga bulan. Tapi bayarlan tiap bulan itu aja sebenarnya," kata Aries saat dihubungi, Republika, di Jakarta, Senin (31/7).
Aries mengatakan selama ini PLN tidak mengenal pembayaran digabung di waktu bulan ketiga dengan pelanggan manapun. PLN memberi batas waktu sampai tanggal 21 untuk membayar listrik dan itu sudah adadi surat perjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL).
"PLN itu setiap lewat tanggal 20 itu pasti listriknya dipadamkan jadi bukan belum bayar 3 bula baru kita matikan," ujarnya.
Aries menambahkan jika pelanggan belum bayar selama tiga bulan berturut-turut bisa langsung dibongkar meterannya diambil dan pelanggan harus pasang baru. Tapi kata dia untuk menghindari hal itu PLN meyiasati setiap pelanggan yang sering nunggak bayar listrik meterannya dipasang shunt trip.
"Jadi setiap lewat dari tanggal 20 alat yang terpasang di meter yang nama shunt trip itu akan bekerja secara otomatis mematikan dan itu ada SPJBTL," katanya sekolah yang mengalami pemadamaan saat ini telah dipasang shunt trip.
PLN kata Aries tidak akan menyalakan listrik setiap pelanggan termasuk sekolah yang mengalami pemadaman saat ini sebelum mereka melakukan pembayaran. "Selama sekolah itu SMAN 112,65,85 belum dibayar oleh sudinnya pasti belum diyalakan," katanya.
Aries menuturkan jika sekolah yang dipadamkan listriknya mengaku telah melakukan memiliki bukti pembayaran mulai dari April, Mei dan Juni itu untuk pembayaran pemakaian ke belakang. Misalnya katabukti pembayaran April itu pemakaian bulan Maret yang Mei pemakaian bulan April, dan Juni pemakain bulan Mei.
"Nah Juni dia itu belum bayar . Kalau ada bulan juli dia bsa membuktikan silahkan aja buktikan," katanya.
Menurutnya PLN sudah sangat tolaransi kepada setiap pelanggannya dengan memberikan tenggang waktu satu bulan khususnya untuk sekolah-sekolah negri di Jakarta.