REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sukabumi, Jawa Barat meminta pemerintah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan budi daya perikanan kepada nelayan.
"Progam diklat budi daya perikanan perlu diberikan kepada para nelatan di Kabupaten Sukabumi agar tidak selalu mengandalkan ikan hasil tangkapan saja," kata Seketaris HNSI Kabupaten Sukabumi Ujang SB di Sukabumi, Ahad (30/7).
Menurutnya, ikan di laut sudah seharusnya bukan lagi menjadi andalan utama nelayan tetapi pola pikir seperti itu harus sudah mulai beralih ke budidaya, karena produksi ikan laut tidak bisa diprediksi. Hal itu seperti di Palabuhanratu yang sudah beberapa tahun terakhir ini paceklik.
Sehingga jika kondisi laut sedang paceklik atau terjadi cuaca buruk maka nelayan bisa melakukan budi daya ikan di darat. Sektor perikanan tidak hanya sebatas ikan, tetapi rumput laut pun ikut di dalamnya. Maka dari itu, pemerintah daerah maupun pusat diharapkan bisa membuat progam khususnya untuk nelayan Kabupaten Sukabumi bagaimana cara membudi daya ikan yang baik sampai pemasarannya. "Kami yakin jika nelayan memiliki ilmu tentang berbudi daya maka tidak selalu mengandalkan laut sebagai sumber mata pencahariannya, tetapi bisa memanfaatkan keahliannya untuk membudi daya baik ikan air laut, payau maupun tawar," ujarnya.
Ujang merasa miris di saat musim paceklik maupun cuaca buruk nelayan beralih profesi seperti ada yang menjadi kuli bangunan, penarik ojek bahkan ada juga yang menganggur. Padahal potensi perikanan di Indonesia yang sangat terbuka lebar apalagi banyak negara yang siap menampungnya. Seharusnya ini bisa dimanfaatkan, tetapi karena keterbatasan keahlian sehingga mayoritas hidup nelayan hanya mengandalkan ikan hasil tangkapan. "Budi daya ikan merupakan salah satu solusi untuk nelayan dan kami yakin kehidupannya pun akan berubah atau bisa lebih sejahtera serta mandiri," katanya.