REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Ketimpangan penduduk kaya dan miskin di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Maret 2017 semakin melebar jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu ditunjukkan oleh gini ratio yang mengalami peningkatan.
"Gini ratio Provinsi Sulawesi Utara Maret 2017 berada pada angka 0,396, indeks ini meningkat dibandingkan September 2016, sebesar 0,379. Artinya, jarak pengeluaran antara si kaya dan si miskin semakin melebar," kata Kepala Badan Pusat Statistik Sulut Moh Edy Mahmud di Manado, Jumat (28/7).
Seiring dengan interpretasi yang ditunjukkan oleh gini ratio, ketimpangan penduduk Sulut juga meningkat jika dibandingkan dengan September 2016. Gap antara si kaya dan si miskin semakin lebar.
Dia menjelaskan, indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan berguna untuk mendeteksi sebaran antar penduduk miskin. Kedua indeks tersebut, katanya, tidak mampu menggambarkan ketimpangan gini ratio menunjukkan ketimpangan antara si kaya dan si miskin.
Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan gini ratio Indonesia. Kondisi ketimpangan Maret 2017 masih dikategorikan ke dalam kelompok ketimpangan sedang. Suatu wilayah dikatakan mempunyai ketimpangan yang tinggi jika gini ratio melebihi angka 0,5.
Selain gini ratio, ketimpangan pengeluaran penduduk juga dapat dilihat dari persentase pengeluaran. Hal tersebut merupakan pengukuran ketimpangan yang digunakan oleh World Bank atau Bank Dunia. "Tingkat ketimpangan penduduk menurut Bank Dunia terpusat pada 40 persen penduduk yang mempunyai pengeluaran terendah," kata Edy. Menurut Bank Dunia, pengeluaran penduduk Sulawesi Utara Maret 2017 berada dalam kategori ketimpangan sedang.
Menurut Antonio Carrales, seorang profesional ekonomi di Universitas College London, gini ratio menyediakan indeks untuk mengukur ketimpangan. Lebih lanjut Gini Ratio dimaknai sebagai sebuah alat untuk mengukur tingkat kesenjangan sosial di masyarakat.
Indeks ini menggunakan ukuran skala 0 sampai dengan 1. Angka 0 menunjukkan tidak adanya kesenjangan sosial di masyarakat. Skala 1 menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan sosial yang ekstreme di masyarakat.