Sabtu 29 Jul 2017 00:02 WIB

Ini Tahapan Lomba Debat Internasional 2017 di Bali

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Lomba debat (ilustrasi)
Foto: technode.com
Lomba debat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lomba debat internasional tingkat Sekolah Menengah Atas (World Schools Debating Championship/WSDC) 2017 akan digelar di Pulau Bali pada 1 sampai 11 Agustus 2017. Lomba akan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu babak penyisihan dan babak utama.

Conevenor WSDC 2017, Ravio Patra mengatakan, lomba debat ini kali ini mengusung tema Listen to Diversity, Speak of Harmony. Sebanyak 456 peserta dari 52 negara akan ikut lomba ini. Lomba akan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu babak penyisihan atau preliminary round dan babak utama atau elimination round.

Pada babak penyisihan, masing-masing peserta akan bertanding delapan kali untuk mengumpulkan nilai. Setelah delapan kali bertanding, 16 tim terbaik akan melanjutkan pertandingan di babak eliminasi yang terdiri dari perdelapam final hingga grand final.

Sebanyak 16 tim terbaik akan ditentukan dari akumulasi jumlah kemenangan nilai tim serta judge point yang diolah dalam sistem tabulasi. Menurut Ravio, untuk WSDC tahun ini ada tiga aspek yang dinilai.

"Pertama konten, apa yang dibicarakan, kedua adalah strategi, jadi dalam tim debat ada komposisi argumennya. Aspek lain yang juga dinilai juga manner," ujarnya saat konferensi pers WSDC 2017 di Jakarta, Jumat (28/7).

Peserta lomba debat tidak bisa menyampaikan argumentasi dengan marah-marah atau dengan suara tiggi menyanggah lawan atau mengucapkan kata tidak layak, misal bodoh. Menjadi peserta dan tuan rumah tidak membuat kesiapan peserta Tanah Air menurun. Indonesia diakuinya sudah maksimal mengikuti kompetisi ini. "Persiapan Indonesia sudah maksimal," katanya.

Juri yang akan memberi penilaian ini berasal dari berbagai negara. Di antaranya Uganda, Filipina, dan Pakistan. Mereka terkenal di negara masing-masing sebagai public speaker. Kemudian panel juri terdiri dari tujuh orang diantaranya dari Jerman, Skotlandia, Cina, dan Srilangka. "Mereka jadi juri di debat," katanya.

Tetapi, kata dia, kalau ada peserta yang merupakan asal negara salah satu juri maka dia tidak akan jadi juri untuk menghindari konflik kepentingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement