Jumat 28 Jul 2017 11:26 WIB

Pemkot Hidupkan Kembali Cagar Budaya Surabaya

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya menghidupkan kembali cagar budaya sebagai ikon Kota Pahlawan. Pemkot menargetkan pada 2018 semua cagar budaya telah selesai dilakukan pembenahan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah meminta Dinas Pariwisata untuk melakukan pendataan monumen dan situs-situs bersejarah yang bisa menjadi destinasi wisata. Ia juga menindaklanjuti dengan melakukan peninjauan di beberapa lokasi cagar budaya di Kota Pahlawan.

Sejumlah lokasi yang ditinjau antara lain, Rumah HOS Cokroaminoto, Gedung Nasional Indonesia (GNI) Jalan Bubutan, Monumen Tugu Pahlawan, Kampung Kraton di Jalan Kramat Gantung dan Rumah WR Soepratman Jalan Mundu. "Melalui hasil tinjauan ini saya ingin menghidupkan kembali Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan yang nanti bakal dijadikan sebagai tempat pariwisata," jelasnya di sela-sela meninjau Gedung Nasional Indonesia, Jumat (28/7).

Nantinya, Pemkot akan melakukan beberapa pembenahan di situs cagar budaya tersebut. Salah satunya di jembatan peneleh yang berdekatan dengan rumah sejarah HOS Cokroaminoto.

"Nanti jembatan tersebut akan dibuat untuk pejalan kaki, agar warga bisa langsung melihat atau berkunjung ke situs-situs bersejarah di Zaman Majapahit, salah satunya di Kampung Kraton," terang alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.

Selain itu, Kampung Kraton yang dianggap unik juga akan dijadikan sebagai cagar budaya. Risma mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata agar merawat kampung tersebut.

Risma menyatakan, di Surabaya ada banyak sekali monumen dan memiliki nilai sejarah tersendiri. Ia juga menyebut Surabaya sebagai pusat Kerajaan Majapahit di masa lalu. Sehingga memiliki nilai sejarah yang tidak banyak diketahui masyarakat umum. "Maka dari itu saya dan teman-teman akan menggali lebih dalam sejarah tersebut," imbuhnya.

Ia menargetkan pengerjaan dan pembenahan situs bersejarah di Surabaya bisa selesai pada 2018. "Mengingat banyaknya agenda dan tamu internasional yang datang ke Surabaya, maka lokasi bersejarah ini bisa dijadikan sebagai tempat wisata baru bagi wisata lokal maupun internasional," ucap politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement