REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi tektonik berkekuatan 5,4 Skala Richter di Bengkulu Jumat dinihari, namun tidak berpotensi tsunami.
"Patut disyukuri bahwa hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Riyadi mengatakan hasil analisis terakhir oleh BMKG menunjukkan gempa terjadi pada pukul 02.24.47 WIB. Pusat gempa atau episenter terletak pada koordinat 4,52 LS 101,83 BT tepatnya di laut pada jarak 90 kilometer arah barat daya Kota Bengkulu dengan kedalaman 59 kilometer.
Dampak gempa berdasarkan peta tingkat guncangan, kata dia, menunjukkan gempa itu dirasakan di Kepahiang dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI), sedangkan di Bengkulu, Tais, Seluma, Masmambang, Pasartalo dalam II SIG-BMKG (III-IV MMI) dan di Bengkulu Utara I SIG-BMKG (II MMI).
"Meskipun guncangan dirasakan cukup kuat hingga beberapa warga di Pesisir Bengkulu terbangun, tetapi hingga saat ini pukul 04.00 WIB belum ada laporan kerusakan akibat gempa yang terjadi," kata dia.
Jika melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata dia, tampak gempa terjadi kerena dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia. Deformasi kerak Bumi terjadi di zona Benioff bagian atas dengan mekanisme sumber sesar mendatar (strike slip fault).
Akhir-akhir ini, kata dia, zona subduksi sebelah barat Bengkulu hingga Lampung memang cukup aktif. Pada Rabu (26/7) terjadi gempa berkekuatan M 5,3 di zona megathrust sebelah barat Pulau Enggano yang diikuti dua gempa susulan (aftershocks).
"Kepada warga di pesisir Bengkulu diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata dia.