Kamis 27 Jul 2017 07:24 WIB

Pancasila Tangkal Radikalisme, Narkoba, Sampai Korupsi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Warga berdoa saat acara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2017 di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Kamis (1/6). Acara yang dihadiri oleh ribuan warga dari berbagai elemen itu menjadi upaya dari masyarakat DIY untuk berkomitmen memupuk, memelihara visi kebangsaan yang berlandaskan Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila, UUD 1945 serta Bhinneka Tunggal Ika
Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
Warga berdoa saat acara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2017 di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Kamis (1/6). Acara yang dihadiri oleh ribuan warga dari berbagai elemen itu menjadi upaya dari masyarakat DIY untuk berkomitmen memupuk, memelihara visi kebangsaan yang berlandaskan Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila, UUD 1945 serta Bhinneka Tunggal Ika

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), Arqom Kuswanjono merasa, Indonesia tengah menghadapi empat persoalan besar yaitu radikalisme, terorisme, narkoba dan korupsi. Ia menilai, masalah-masalah itu sebenarnya bisa diselesaikan dengan Pancasila.

"Hal ini terjadi akibat Pancasila tidak dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Arqom di konferensi internasional Indonesia Philosophy and Peace of the World, Rabu (26/7).

Ia merasa, nilai-nilai Pancasila sesungguhnya dapat menghadapi berbagai tantangan itu, termasuk hasil survei Kementerian Agama yang tegaskan Pancasila sebagai ideologi terbaik bangsa. Karenanya, Arqom berpendapat, penting untuk membangun dan memantapkan kembali ideologi Pancasila di tengah masyarakat.

Arqom menekankan, mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang plural sangat perlu untuk dilaksanakan. Selain itu, ia mengingatkan kalau banyak negara-negara dunia yang mengapresiasi Pancasila sebagai falsafah ideologi bangsa dan negara.

"Hal ini menimbulkan optimisme kalau Indonesia mampu terus berkembang mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Arqom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement