Rabu 26 Jul 2017 21:01 WIB

Bahasa Bangka Mulai Memudar

Seorang perempuan membaca salah satu buku sastra daerah dalam Kongres Internasional II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Makassar (ilustrasi).
Foto: Antara/Dewi Fajrian
Seorang perempuan membaca salah satu buku sastra daerah dalam Kongres Internasional II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Makassar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Ketua Komunitas Bahasa Bangka (KBB) Hardi Jumadi mengatakan bahasa Bangka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah mulai memudar. Karenanya bahasa ini harus tetap dilestarikan di zaman modern.

"Saat ini kelestarian serta kepedulian atas bahasa Bangka sendiri sudah mulai memudar seiring bertambah majunya zaman yang menyebabkan banyak kosa kata baru bermunculan," ujarnya di Pangkalpinang, Rabu (26/7).

Ia mengatakan terkikisnya bahasa daerah atau bahasa ibu menjadi perhatian para pemuda yang tergabung dalam KBB sehingga ada kepedulian untuk melestarikan kosa kata daerah yang merupakan kekayaan budaya. "Kebanyakan anak-anak muda memakai bahasa gaul dan tidak melestarikan dan menjaga bahasa daerah," jelasnya.

Menurut Hardi, generasi muda harus sadar betul bahwa negara kesatuan Republik Indonesia memiliki bahasa daerahnya yang beraneka ragam dan sangat banyak namun bahasa resminya Bahasa Indonesia.

"Setiap daerah di seluruh pelosok harus menggunakan dan melestarikan dialeg bahasa daerahnya masing-masing kalau tidak dilestarikan akan menghilang begitu saja dari akibat perkembangannya zaman yang sudah modern," tuturnya.

Ditambahkan Hardi, KBB akan terus berupaya untuk menjaga kelestarian bahasa Bangka, salah satunya membuat suatu kegiatan yang berdasar pada penggunaan bahasa Bangka.

"Nantinya kita berusaha membuat kegiatan yang mewajibkan penggunaan bahasa Bangka. KBB tidak hanya bergerak pada pelestarian bahasa, melainkan juga segala bentuk kegiatan yang berbau sosial," katanya. Ia berharap melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan para muda-mudi akan memberikan dampak positif dan lestarinya bahasa daerah. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement