Kamis 27 Jul 2017 06:23 WIB

Jagung 'Nyawa' Kedua Bagi Petani Purwakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kebun jagung (Ilustrasi)
Foto: Dok Rumah Zakat
Kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kebun jagung (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sejumlah petani di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, menanam jagung pada musim kemarau ini. Bagi mereka, jagung merupakan 'nyawa' kedua setelah padi. Pasalnya, sebagian Tegalwaru merupakan wilayah tadah hujan. Karenanya, ketika musim panas, tanaman ini sangat cocok untuk dibudidayakan.

Dadang Wahyudin (48 tahun), salah seorang petani asal Desa Sukahaji, mengatakan, jagung merupakan tanaman yang sangat cocok dibudidayakan saat musim kemarau. Sebab, komoditi ini tak perlu menggunakan terlalu banyak air. Kondisi ini, sangat tepat ditanam di Desa Sukahaji, yang merupakan wilayah tadah hujan.

"Jadi, saat ini kami menanam dua komoditi, padi dan jagung," ujarnya, kepada Republika.co.id, usai acara Upsus Pajale, kemarin.

Apalagi, untuk tanaman jagung ini memang sudah diagendakan oleh pemerintah. Jadi, petani ingin turut menyukseskan program pemerintah, dalam targetan swasembada jagung pada 2019 mendatang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, untuk program Upsus padi, jagung, kedelai (pajale) ini, Purwakarta telah menyiapkan lahan 500 hektare. Lahan tersebut, khusus ditanami jagung. Dari 500 hektare itu, 100 hektare di antaranya tersebar di Kecamatan Tegalwaru. "Untuk Sukahaji, kita sudah memiliki lima hektare lahan khusus jagung," ujarnya.

Alasan dipilihnya tanaman jagung di wilayah ini, karena dinilai sangat cocok dengan lingkungannya. Tak hanya itu, jagung merupakan komiditi yang penting setelah padi. Jadi, petani di Tegalwaru kedepan akan punya dua penghasilan. Yaitu, dari padi serta jagung.

Jagung yang ditanam di Desa Sukahaji ini, menggunakan varietas Pioner 35. Varietas ini, merupakan jenis jagung unggul hibrida. Jagung jenis ini, bisa dikonsumsi oleh masyarakat juga sebagai bahan utama pakan ternak.

Untuk budidaya jagung ini, lanjutnya, akan terus diawasi. Sampai, penanganan pascapanen dan penjualannya ke pasar. Bila sudah baik, maka 'virus' menanam jagung ini akan terus disebarluaskan ke petani. Sehingga, petani terbiasa menanam padi sekaligus jagung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement