REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Demi mewujudkan misi untuk menjadi one stop tourism destinations, Muhammadiyah tak main-main dalam merancang blueprint kawasan islamic center yang terdapat di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Pasalnya, kawasan yang akan dirikan sebuah museum itu akan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi destinasi yang atraktif.
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muchlas mengatakan, kawasan itu dikatakan sebagai destinasi yang terintegrasi karena pengunjung dapat sekaligus menikmati botanical garden, masjid ikonik, planetarium, museum dan observatorium.
"Kawasan ini akan didesain dengan atraktif. Sehingga setiap informasi yang disampaikan dapat tersalurkan kepada pengunjung dengan lebih fun," kata Muchlas saat dijumpai Republika di kantornya pada Senin (24/7).
Karena ini merupakan sebuah pembangunan yang cukup masif, maka prosesnya pun dilakukan secara bertahap. Obyek yang telah melalui proses pembangunan dan yang pertama dapat dinikmati masyarakat adalah observatorium dan planetarium.
Menyusul kemudian, Museum Muhammadiyah juga mulai dapat dinikmati oleh masyarakat. Untuk museum, saat ini rancangan pembangunan belum mencapai final dan masih terus dikaji. Menurutnya, ditargetkan rancangan final itu dapat segera ditetapkan akhir tahun ini.
Sehingga, pada 2018, proses pembangunan sudah mulai dapat dilaksanakan dan masyarakat dapat mulai menikmati pada 2019. Sambil menunggu proses pembangunan museum yang kemungkinan juga akan dilengkapi dengan diorama itu, masyarakat sudah dapat mulai menikmati planetarium dan observatorium pada 2018.
"Sebenarnya museum ini telah digagas sejak 15 tahun lalu, namun baru sekarang kami dapat mulai merealisasikanya," ujar Muchlas yang juga merupakan Wakil Rektor I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tersebut.