Selasa 25 Jul 2017 17:09 WIB

Tuduhan yang Maknyus (Balada Darunnadwah)

Syukri Wahid
Foto: istimewa
Syukri Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syukri Wahid *)

Para petinggi Quraisy sudah kehabisan akal kali itu di majelis Darun nadwah (parlemen Quraisy),  dipimpin oleh Walid bin Mughirah sedang membahas tuduhan apa yang bisa mereka berikan kepada Muhammad SAW agar para rombongan dari berbagai jazirah Arab yang masuk ke Makkah saat musim Haji bisa menjauhi Muhammad SAW.

Bagi Quraisy, ini tentang agenda kepentingan mereka yang terganggu karena Risalah yang telah disampaikan oleh baginda Nabi SAW dan mereka tak ingin kehilangan pamor dari para rombongan haji dari penjuru Arab . Sebab, ada ajaran baru yang dianggap membumihanguskan kepentingan mereka.

Bagaimana kalau kita sebut Muhammad adalah seorang dukun ? Namun dibantah sendiri oleh Wahid, kita sungguh paham apa yang di ucapkan Muhammad, mulutnya tidak berkomat kamit seperti dukun.

Bagaimana kalau kita anggap dia seorang yang gila? Justru kembali dibantah oleh Walid bin Mughirah, kita juga tahu seperti apa tindak tanduk orang gila dan Muhammad bukanlah seorang yang gila.

Berbagai tuduhan sedang "dibuatkan" untuk beliau, tak penting benar atau akurat yang penting ada " alasan " untuk  memboikot beliau. Sampailah pada akhirnya Walid bin Mughirag setuju kalau operasi kalimat yang paling tepat untuk disandangkan pada beliau adalah PENYIHIR.

Supaya ilmiah cara menjawabnya, Walid meyakinkan para pemuka Quraisy. Bukankah banyak putra putri kita yang terpisah dari orang tuanya karena ajaran yang di bawanya? Bukankah hubungan kalian semua terputus karena banyak keturunan kalian yang jadi pengikutnya?  Itulah bukti SIHIR Muhammad, tegasnya.

Ini ibarat perkara mencari pelaku.

Ini ibarat tuduhan mencari subyek.

Yang penting misi berjalan dengan lancar.

Apakah tuduhan yang disangkakan kepada Beliau malah membuat orang menjauh? Apakah malah membuat orang takut mendekatinya karena takut terkena sihir?.

Semua media dimainkan dengan tenaga operator untuk mem-branding Nabi dengan tersangka seorang penyihir, maka jauhilah Muhammad! Spontan berita tersebut memviral di langit kota Makkah.

Salah seorang rombongan dari Yaman, yang tadinya sama sekali tidak tahu ada yang bernama Muhammad di Makkah, yang memang niatnya datang ke Makkah untuk ibadah Haji, malah jadi penasaran dengan sosok yang dituduhkan penyihir ini.

Semakin dituduhkan semakin banyak yang penasaran. Begitulah makar yang dibuat mereka, tapi Allah SWT sebaik-baik pembuat makar.

Sang penyair dari Yaman tadi akhirnya luluh dihadapan Nabi SAW. Apa iya orang ini disangka sebagai tukang sihir? Justru beliau nyatakan keislamannya, ketika dia pulang ke kaumnya dan sampaikan kedalamannya. Kaumnya bilang sungguh engkau sudah terkena sihir Muhammad .

Tidak semuanya tuduhan atau tersangka yang akan disandang oleh pembawa misi itu adalah musibah, tapi justru itu adalah pembenaran tentang jalan yang kelak di tempuh. Cuma boleh jadi tuduhan itu bukan lagi tukang sihir?, Karena itu, fenomena zaman saat itu, mungkin engkau akan sandang sederet gelar yang tak sesuai dirimu.

Tuduhan tersebut justru membuka peluang Rasulullah  menjelaskan gamblang tentang ajaran yang beliau sampaikan.

Dalam konteks kekinian cobalah juga belajarlah dari beras cap Maknyuss. Dibilang beras raskin atau rastra, tapi kenyataannya itu beras premium menurut seorang menteri.

Sekali lagi belajarlah juga dari tuduhan ke beras Maknyuss yang dianggap rugikan negara. Padahal, petani bisa menjual dengan harga yang tinggi? Dan beras tersebut masuk ke mekanisme pasar dengan harga pasar.

Atau justru sekarang orang pada nyari beras Maknyuss, termasuk saya yang sama sekali tidak tahu jadi ingin merasakannya beras tersebut. Jangan-jangan dia benar-benar maknyuss sesuai mereknya.

*) Pegiat sosial politik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement