Selasa 25 Jul 2017 12:25 WIB

Harga Garam di Pasar Tradisional Naik Dua Kali Lipat

 Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelangkaan garam dapur berimbas pada melonjaknya harga garam dapur di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (25/7) hingga mencapai Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 2.000 per bungkus.

Seorang pedagang di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, Ningsih (45) mengatakan stok garam yang kosong berdampak pada melonjaknya harga garam hingga dua kali lipat, demikian pantauan Antara di Pasar Gondangdia, Selasa (25/7). "Harga garam naik kalau minggu kemarin Rp 2.000 sekarang menjadi Rp 5.000 per bungkus" Kata Ningsih

Menurut Ningsih, selain harga garam yang melonjak, posokan dari produsen garam juga kosong. Sudah sebulan produsen garam tidak mengirim stok garam. "Laut Indonesia itu berlimpah dan pengangguran banyak. Kenapa pemerintah tidak mendirikan pabrik garam? Untuk mengurangi penganguran," Kata Ningsih.

Pedagang lainnya, Aceng (40) mengatakan awal dari kelangkaan garam terjadi di Jawa Timur dan Madura yang selama ini menjadi pemasok garam terbesar di Tanah Air. Kekosongan dari pemasok ini berimbas terhadap kelangkaan garam dan melonjaknya harga.

"Kalau bulan lalu satu bungkus kotak besar bisa Rp 30 ribu sekarang mencapai Rp 50 ribu," Kata Aceng.

Kelangkaan garam juga terjadi di Pasar Kaget, Kalibata, Jakarta Selatan. Beberapa pedagang tidak menjual garam akibat stok garam habis dan produsen garam belum juga mengirim persediaan garam.

Seorang penjaga warung di Pengadegan Timur, Jakarta Selatan, Neng (27) mengatakan distributor dari Madura belum mengirim stok persediaan garam, selain itu harga penjualannya pun naik. Neng menambahkan belum ada jalan kelur atau solusi yang tepat untuk mengatasi kelangkaan garam dan melonjaknya harga.

Pemasok garam di warung Neng saat ini, dari tukang garam yang lewat depan rumahnya, itu pun harga garamnya melonjak hingga 100 persen. "Minggu kemarin kami jual Rp 1.000 satu bungkus kecil sekarang naik Rp 2.000." Kata Neng

Pemilik warung sembako, Ucok (40) tidak menjual garam sejak Senin (24/7) akibat sulitnya menemukan garam, ia biasa menjual garam seharga Rp 2.000 menjadi Rp 3.000. Ucok menambahkan kebijakan pemerintah terkait impor garam juga mempengaruhi kelangkaan persediaan garam.

"Saya berharap pemerintah segera mengatasi masalah garam langka ini. Karena, garam dapur salah satu bahan pokok yang sering digunakan ibu rumah tangga memasak." Kata Ucok.

Kelangkaan dan kenaikan harga garam juga membuat konsumen ibu-ibu terheran. Seorang ibu rumah tangga Hermayanti (46) mengaku bingung karena biasa membeli garam dalam jumlah banyak.

"Saya biasa beli satu bal isi 10 bungkus kemarin dijual Rp 15 ribu sekarang naik Rp 25 ribu," Kata Hermayanti

Pembeli lain, Ida (60) mengatakan harga Rp 5.000 terlalu mahal, meskipun demikian ia akan tetap membeli garam untuk kebutuhan sehari-hari. "Makanan jadi tidak enak kalau masak tidak pakai garam. Meskipun naik ya akan tetap dibeli," kata Ida.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement