REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh terus memantau aktifitas penerbangan menyusul kabut asap yang menyelimuti empat bandar udara (bandara) di Aceh. "Ada empat bandara yang memiliki pos BMKG yaitu Blang Bintang, Sabang, Meulaboh, dan Lhokseumawe," ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Zakaria di Banda Aceh, Selasa (25/7).
Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan pada sebagian wilayah di Aceh tepatnya di Kabupaten Aceh Barat telah menimbulkan kabut asap kiriman ke daerah tetangga. Kabut asap itu dikhawatirkan dapat mengganggu aktivitas transportasi udara, bahkan sampai melumpuhkan aktivitas penerbangan di satu bandara.
Aktivitas di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada 2015 lumpuh mengakibatkan 77 penerbangan batal karena jarak pandang kurang dari 1.000 meter. "Kami tidak mau seperti peristiwa di Pekanbaru, terulang di Aceh. Ketentuan akan jarak pandang untuk mendarat di bandara tetap kita perhatikan," katanya.
Data terakhir pihaknya, Senin (24/7) menyebut, 35 titik panas terpantau berada di wilayah Aceh dengan tersebar di delapan kabupaten/kota. Titik panas terbanyak itu terpantau di Aceh Barat dengan 12 titik, lalu 11 titik di Nagan Raya, Aceh Besar, Aceh Jaya, dan Aceh Tegah sama-sama tiga titik, Aceh Singkil, Gayo Lues, dan Sulubussalam masing-masing satu titik. "Ini kita pantau tidak cuma untuk keperluan penerbangan, tetapi untuk kegiatan lain," terang Zakaria.
Petugas BMKG Bandara Malikussaleh di Aceh Utara, Kharendra Muiz menyebut, kabut asap kiriman tersebut terjadi sepanjang hari. Kabut asap telah menyelimuti wilayah Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat hingga Kota Lhokseumawe, akibat puluhan hektare lahan gambut terbakar, dan terus meluas sejak akhir pekan lalu. "Tapi jarak pandang di Lhokseumawe, dan sekitarnya masih aman bagi pengendara yakni empat hingga enam meter," terangnya.