REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Panasnya cuaca di kawasan Sumatra mulai berdampak pada munculnya titik-titik panas (/hotspot). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG) memantau paling tidak terdapat tiga titik panas di Sumatra Barat. Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Padang Budi Iman Samiaji menyebutkan, hingga Senin (24/7) malam terdapat tiga titik panas yang tersebar di Pesisir Selatan, Pasaman Barat, dan Pesisir Selatan. "Tingkat kepercayaannya bervariasi antara 40 hingga 80 persen," ujar dia, Selasa (25/7).
Ia juga mengungkapkan, titik panas sudah mulai terlihat di Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan. Meski belum ada angka detil berapa titik panas yang terlihat, namun ia memastikan sebarannya meningkat hingga hari ini.
Budi menilai, Sumbar patut mewaspadai risiko peningkatan titik panas di provinsi lain terutama yang terletak di Selatan dan Tenggara Sumbar. Alasannya, sejak Ahad (23/7) lalu pola pergerakan arah angin mengalir dari arah Tenggara menuju Sumatra Barat. Artinya, risiko kebakaran hutan dan lahan bisa saja merembet ke wilayah Sumatra Barat.
"Jika terjadi kebakaran lahan di wilayah Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan maka akan berdampak ke wilayah Sumatra Barat khususnya Sumatra Barat bagian Selatan," ujar Budi.
Ia menambahkan, potensi untuk terjadinya kebakaran lahan dan hutan diwilayah Sumatera Barat masih pada kategori 'sangat mudah' terutama di wilayah Lima Puluh Kota, Dharmasraya, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Solok Selatan bagian Timur, Pasaman bagian Timur dan Utara, serta Sijunjung bagian Timur.
Sementara itu, lanjut Budi, berdasarkan peta sebaran partikel atau trayektori konsentrasi partikel yang diduga asap berada di wilayah Lima Puluh Kota dan Pasaman bagian timur. Sedangkan untuk wilayah lain seperti Padang, Solok, Padang Pariaman, Kota Pariaman, dan Pesisir Selatan kondisi udara terpantau mulai sedikit kabur dengan jarak pandang berkisar lima hingga tujuh ribu meter. Namun hal ini masih dalam batas 'normal'.
BMKG menambahkan, hingga hari ini belum terlihat adanya pola cuaca yang akan menghasilkan hujan secara massal di wilayah Sumatra Barat. Sehingga secara umum cuaca Sumatera Barat masih didominasi kondisi cerah hingga cerah berawan.
Potensi untuk terjadinya hujan hanya bersifat lokal terutama di wilayah sebagian kecil Kabupaten Solok, sebagian kecil Agam bagian Timur, sebagian Padang Panjang, sebagian kecil Solok Selatan, dan Mentawai. "Kondisi angin bertiup dari tenggara hingga barat. Dengan kecepatan tidak terlalu kencang berkisar 10 hingga 18 km per jam," katanya. N Sapto Andika Candra