REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan fokus melakukan pemantauan terhadap daerah memiliki lahan gambut yang luas seperti di Kabupaten Aceh Jaya. "Saat ini terbakar adalah lahan gambut di Aceh Barat. Belum lagi di Aceh Jaya karena belum ada laporan sama kita," tutur Kepala BPBA Yusmadi di Banda Aceh, Senin (24/7).
Menurutnya kawasan yang memiliki hutan dan lahan bergambut di Aceh telah mendapat perhatian serius dari pihaknya terutama musim kemarau seperti saat ini. Pantauan pihaknya satu pekan lalu menyebutkan, lahan gambut di Aceh Jaya mulai terbakar seiring kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Aceh Barat.
Data terakhir Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat mengatakan, 13 titik panas terpantau oleh satelit berada di wilayah Aceh. Ke-13 titik panas itu terdeteksi pada enam kabupaten seperti Nagan Raya empat titik, Aceh Barat tiga titik, Aceh Tengah dan Aceh Selatan masing-masing dua titik, Aceh Jaya dan Aceh Barat Daya berbagi sama satu titik.
"Aceh Jaya pekan lalu, sudah mulai terbakar juga. Mungkin masih sanggup diatasi oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat," katanya.
Aceh memiliki luas daratan sekitar 3,4 juta hektare, dan 0,2 juta hektare atau sekitar 216.000 hektare di antaranya merupakan lahan gambut. "Tetapi, kita belum tahu juga bagaimana perkembangan di sana (Aceh Jaya)," terang Yusmadi.
Kepala Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan Krueng Teunom, Aceh Jaya Armidi bulan lalu mengemukakan lahan gambut terbakar di daerah ini telah sampai tahap mengkhawatirkan. Ia mengatakan warga setempat dalam membuka lahan baru telah menyebabkan pencemaran udara yakni kabut asap pekat di daerah setempat.
"Kami imbau warga, tidak melakukan pembakaran terutama lahan gambut seperti pada musim kemarau. Sangat berbahaya karena akan ikut terbakar sesuai sifat gambut," katanya.