REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Minat masyarakat di kawasan timur Indonesia untuk menabung masih rendah. Masyarakat belum berpikir menabung penting untuk masa depan, mereka lebih suka belanja dari pada menabung.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Musamus Merauke Tarsisius mengatakan, dari beberapa survei yang dilakukan masyarakat belum tahu arti menabung. Uang yang mereka mereka peroleh dihabiskan buat belanja. "Dari hasil wawancara di lapangan, masyarakat tahunya uang itu untuk belanja. Mereka tidak tahu bila uang itu bisa disimpan dan bisa ditabung," kata Tarsisius dalam siaran pers, Senin, (24/7). Kondisi ini membuat pertumbuhan sektor perbankan melambat. Para bankir mengalami kesulitan karena sukar mendapat dana dari pihak ketiga. Ekonom dari Universitas Sampurna Wahyoe Soedarmono mengatakan, pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari penguatan perbankan sesuai dinamika ekonomi global dan domestik yang cepat berubah. Diversifikasi produk selain kredit sangat diperlukan sebagai sumber pendapatan baru bagi perbankan. Selain memberikan dampak positif bagi perbankan dan publik karena hadirnya instrumen keuangan yang beragam dan mendorong pendalaman finansial. Menurutnya, pendidikan keuangan dan perbankan yang mengintegrasikan aspek perbankan dan pasar modal menjadi penting untuk menyiapkan bankir masa depan yang andal dalam mengembangkan instrumen keuangan modern selain kredit. Namun ini dilakukan dengan menjaga aspek kehati-hatian.
Advertisement