Ahad 23 Jul 2017 18:52 WIB

1,3 Juta Penduduk Usia Produktif di Jabar, Infertiliti

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Salah satu bayi tabung yang masih ditempatkan di inkubator di ruang persalinan anak di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, Jawa Timur, Rabu (3/9).    ( Antara/Rudi Mulya)
Salah satu bayi tabung yang masih ditempatkan di inkubator di ruang persalinan anak di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, Jawa Timur, Rabu (3/9). ( Antara/Rudi Mulya)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 10 persen dari penduduk populasi usia reproduktif diperkirakan infertilitas. Menurut Konsultan Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi RSIA Limijati, Dian Tjahyadi, prediksi tersebut berdasarkan data dari PERFITRI, organisasi induk teknologi reproduksi berbantu di Indonesia.

Dian mengatakan, berdasarkan data tersebut dari 75,7 juta jiwa penduduk usia reproduktif di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 7,5 juta penduduk usia reproduktif yang mengalami infertilitas dan memerlukan pertolongan. Untuk di Jawa Barat, populasi infertil diperkirakan sebesar 1,3 juta jiwa.

"Sementara di Kota Bandung dengan penduduk usia reproduktif sebesar 1,1 juta jiwa diperkirakan terdapat 110 ribu jiwa yang mengalami infertilitas," ujad Dian kepada wartawan akhir pekan lalu.

Menurut Dian, untuk membantu penduduk usia reproduktif yang mengalami infertilitas, diperlukan fasilitas yang menyediakan layanan secara komprehesif. Rumah Sakit Ibu dan Anak Limijati sebagai rumah sakit ibu dan anak terpercaya di Kota Bandung menyediakan fasilitas unit layanan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) Bandung Fertility Center (BFC) yang terletak di lantai 5 gedung B RSIA Limijati.

BFC, kata dia, memiliki tim yang merupakan pelopor teknologi bayi tabung di Kota Bandung. Yakni, terdiri dari dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang ahli di bidang TRB, dokter spesialis urologi konsultan andrologi, embryolog dan perawat yang handal.

Selain itu, menurut Dian, BFC pun memiliki fasilitas untuk teknologi reproduksi berbantu tingkat lanjut seperti sperm washing, sperm freezing, testicular sperm extraction (TESE), intrauterine insemination, dan in vitro fertilization (IVF) dengan intracytoplasmic sperm injection (ICSI). BFC memiliki unggulan TESE bagi pasien azoospermia dengan pengambilan sperma dari pabriknya untuk dipadukan dengan sel telur.

Selama ini, kata dia, umumnya masyarakat menilai bahwa teknologi reproduksi berbantu membutuhkan biaya yang mahal. Memahami kebutuhan masyarakat terhadap teknologi  tersebut, Bandung Fertility Center  menyediakan paket bayi tabung yang terjangkau mulai dari Rp 37,5 juta dengan stimulasi ovarium dosis penuh.

Sejauh ini, kata dia, telah lahir kurang lebih 80 bayi tabung, dan ratusan bayi dari inseminasi intrauterin. Anak-anak tersebut telah diamati perkembangannya oleh tim tumbuh kembang RSIA Limijati. "Ternyata, mereka tumbuh dan berkembang seperti anak yang dikandung dengan proses alami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement