REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Hasil panen petani di Dusun Dungboto, Desa Kedungotok, Tembelang, Jombang, meningkat setelah mereka menggunakan benih padi M400.
Supi'I, petani asal Kecamatan Kesamben, menggunakan benih padai M400 selama dua kali masa tanam tahun ini.
"Sebelumnya saya memakai benih jenis Serang, hasilnya 8,5 ton per hektare. Setelah menanam benih M400, hasil panen saya menjadi 8,8 ton per hektare," ujar Supi'I saat panen raya bersama Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko beberapa waktu lalu.
Turut hadir bersama mantan Panglima TNI tersebut, Wakil Bupati Jombang Munjidah Wahab.
Dia menambahkan padi varietas M400 juga tahan berbagai jenis hama. Karena itu dia tidak mengandalkan pestisida atau bahan kimia lain selama menanam padi itu.
Hal senada dikatakan Sahlan, pengurus Gapoktan Desa Kedungboto, Kecamatan Tembelang. Padi jenis M400 dikatakannya tahan terhadap serangan hama wereng. Selain itu padi yang sudah menguning juga terlihat kukuh.
"Umurnya juga lebih pendek dari padi pada umumnya. Saat padi lain terkena serangan hama wereng, tapi warietas M400 tidak," kata dia.
Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan, bibit unggul ini merupakan hasil riset dari tim di HKTI yang telah mendapat sertifikasi dari Kementerian Pertanian.
"Bibit unggul ini memberi kemudahan pada para petani. Hasil panen lebih banyak, minimal 8,8 ton per hektare. Bahkan di Lumajang hasil panen mencapai 11 ton per hekatare," kata Moeldoko.
Penanaman padi jenis M400, kata dia, akan diperluas pada musim September nanti. Ia menargetkan bisa menyentuh lahan seluas 5.000 hektare.
Sebelumnya di Lumajang, Jawa Timur, luasan lahan yang telah digarap mencapai 1.000 hektare.
"Ada benih unggulan, pupuk unggulan, pengawal unggulan, mengawal teknologi ke petani, pasukan antihama. IT kami memonitor perkembangan para petani sehingga masalah bisa langsung kami selesaikan," ujar Moeldoko.