Jumat 21 Jul 2017 20:17 WIB

Menpar Tegaskan Peran SMK Hasilkan SDM Berkualitas

Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka acara Rembuk Republik di Gedung Kemenpar Jakarta, Kamis (4/5).
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka acara Rembuk Republik di Gedung Kemenpar Jakarta, Kamis (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata merupakan salah satu sektor yang tengah digenjot pemerintah. 

Kebutuhan sumber daya manusia (sdm) pariwisata dengan standardisasi level ASEAN pun meningkat guna memenuhi permintaan industri. 

Hal tersebut dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya usai Penutupan Rakor SMK Pariwisata, Kamis (20/7) kemarin. 

"Kita di ASEAN masih kalah, kita masih nomor lima dalam hal sertifikasi SDM Pariwisata," ujar Arief Yahya. 

Padahal tak lama lagi Pasar Bebas ASEAN akan berlangsung, sehingga persaingan di antara SDM pariwisata juga semakin ketat. Karena itu keterlibatan SMK Pariwisata dalam mencetak lulusan bersertifikasi sangat diperlukan. 

"Kalau kita ambil dari industri saja tidak akan cukup, semua lulusan perguruan tinggi kita sertifikasi juga tidak cukup. Akhirnya sekarang SMK Pariwisata kita kumpulkan untuk melahirkan lulusan yang tersertifikasi," ujar Menpar. 

Ia memproyeksikan, dengan keterlibatan SMK Pariwisata, maka sampai tahun 2019 akan ada 500 ribu anak Indonesia yang tersertifikasi dengan standar regional. 

Karena itu ia menekankan, kurikulum yang diberikan pada siswa-siswi SMK Pariwisata juga harus diberi pengayaan yang memenuhi standar ASEAN. 

"Seluruh perguruan tinggi dan nanti tinggal di-copy oleh SMK menggunakan standar UNWTO tourism education," ujarnya. 

Ia pun menyambut baik kerja sama antara asosiasi SMK Pariwisata se-Indonesia dengan Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) yang memungkinkan para pelajar SMK Pariwisata melakukan praktik kerja di hotel-hotel anggota asosiasi. 

Bahkan tidak hanya siswa, tapi juga para guru juga akan melakukan kerja praktik. 

"Ini menarik, bukan hanya siswa tetapi yang dimagangkan gurunya. Karena pariwisata harus lebih banyak praktik dibanding teori," kata dia. 

"Bayangkan jika guru-gurunya tidak pernah praktik," kata dia lagi. 

Rakor diikuti 328 peserta terdiri dari para kepala sekolah SMK seluruh Indonesia dan pemanku kepentinfan di bidang pendidikan kepariwisataan. Rakor yang ke-3 ini lebih mengkoordinasikan peran akademisi sebagai unsur pentahelix pariwisata, dalam mengimplementasikan tiga program utama Kemenpar. 

Yaitu go digital, akses air connectivity, dan homestay desa wisata. 

"Rakornas ini merupakan kelanjutan dari Rakornas yang diselenggarakan di Bali tahun 2016. Rakor ini juga sebagau evalusasi terhadap hasil rakor sebelumnya," ujar Deputi BPKK Ahman Sya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement