Jumat 21 Jul 2017 18:25 WIB

Jokowi Ajak PPP Perkuat Karakter Generasi Muda

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengajak setiap kader dalam tubuh partai persatuan pembangunan (PPP) untuk memperkuat karakter bangsa. Penguatan ‎ tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan Islam di sekolah-sekolah diniyah.

Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, di era kompetisi saat ini semua mengalami pergerakan yang sangat cepat. Berbagai inovasi dan kreativitas tercipta di berbagai belahan negara.

Inovasi dan kreativitas ini bisa menjadi manfaat atau justru menimbulkan persoalan. Telah menjadi tugas negara baik di pusat maupun daerah‎ untuk mengantisipasi perubahan tersebut. Jangan sampai perubahan ini justru memberikan arus buruk.

"‎Saya setuju dengan ketua PPP bahwa pendidikan karakter, diniyah, keagamaan di Pondok Pesantren harus diperkuat untuk mengantisipasi perubahan yang bisa membuat kita (Indonesia) baik atau tidak," kata Jokowi dalam Mukernas ke-II PPP, Jumat (21/7).

‎Jokowi menjelaskan, antispasi tersebut harus dibangun dengan karakter islami yang diciptakan bagi para penerus bangsa. ‎Sehingga apapun perubahan yang ada tidak mengubah wajah keislaman di Indonesia.

Perubahan melalui teknologi sudah sangat terlihat dari aktivitas pemuda. Mereka sudah sedikit yang membaca koran dan menonton televisi. Para Generasi Y ini lebih banyakmemanfaatkan gawai untuk mencari pemberitaan secara online. Tontonan pun banyak yang diakses melalui internet dengan situs-situs yang banyak menyajikan program berkualitas.

"Inilah yang kami perlu ingatkan, sadarkan semua bahwa perubahan itu sudah di depan kita. Perkuat Pondok Pesantren,  Diniiyah, Pendidikan Keagamaan yang masif. Itu kunci perubahan," ujarnya.

‎Ketua Umum PPP M Romahurmuziy mengatakan bahwa ada yang terkikis dalam perjalanan Indonesia setelah merdeka, yaitu kesantunan dan kesabaran. Namun, yang menguat justru politik identitas dan kebencian. Hal ini dikarenakan meningkatnya kemiskinan dan kesenjangan sosial. Tantangan ini lah yang harus diselesaikan oleh semua pihak, terutama pemerintah.

"Sekarang ini banyak yang ingin menonjolkan identitas sosial sehingga sering menafikkan. Yang membedakan kita satu sama lain adalah ketakwaan," ujarnya.

‎Rommy, sapaan akrabnya, akan mendorong penguatan karakter melalui pondok pesantren dan sekolah-sekolah Islam. Harapannya perbaikan sistem pendidikan melalui penguatan karakter mampu membangin ketaqwaan terhadap Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement